Ketua Solidarity of Muslim for Al Quds Resist 171 (SMART 171), Maimon Herawati dalam Diskusi dan Konferensi Pers yang digelar Komite Pengarah Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP), Kamis (13/8/2025)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Solidarity of Muslim for Al Quds Resist 171 (SMART 171), Maimon Herawati mengkritik sumber berita yang digunakan media di Indonesia terkait isu Palestina. Menurutnya, media di Indonesia cenderung mengikuti narasi khas Israel.
Maimon menyampaikan bahwa ada satu kalimat dari teman wartawan di Gaza, apa yang dilakukan oleh masyarakat di satu negara, itu adalah representasi dari konten beritanya.
"Ketika konten berita kita cenderung mengikuti framing khas Israel, yang menggelontorkan uang yang begitu masif untuk mempengaruhi opini dunia, maka kita sebagai bangsa akan terpengaruh, maka wajar kalau kemudian demo-demonya minim," kata Maimon dalam Diskusi dan Konferensi Pers yang digelar Komite Pengarah Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina (ARI-BP), Kamis (13/8/2025)
Maimon juga memaparkan hasil riset yang dilakukan oleh timnya. Riset telah dilakukan terhadap 2.000 berita soal Palestina di Indonesia. Sebanyak 2.000 berita dilihat semuanya, satu per satu. Ternyata mayoritas sumber beritanya adalah dari news agency asing.
"Hanya sangat sedikit yang mengambil (berita) dari Wafa, dari Al Jazeera, ataupun dari Anadolu Agency, media-media yang istilahnya yang akan lebih simpati kepada perjuangan Palestina, nah ini yang membuat mengapa berbagai transliterasi itu salah kaprah," ujarnya.