REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan keberhasilan penurunan tingkat pengangguran nasional ke titik terendah sejak krisis moneter 1998. Ia menyebut, strategi menurunkan beban hidup rakyat melalui tarif murah kebutuhan pokok menjadi salah satu kunci.
“Alhamdulillah, hari ini tingkat pengangguran nasional berhasil turun ke level terendah sejak krisis 1998,” ujar Prabowo dalam pidato kenegaraannya di Sidang Tahunan MPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Program unggulannya adalah pendirian 80 ribu Koperasi Desa dan Koperasi Kelurahan Merah Putih. Prabowo menekankan, koperasi ini bukan hanya alat produksi, tetapi juga sarana distribusi barang pokok yang terjangkau.
“Dengan menjual beras murah, minyak goreng murah, LPG bersubsidi, pupuk bersubsidi sesuai harga jual, rakyat juga akan punya akses protein, ikan, dan daging dengan harga terjangkau,” tegasnya.
Program koperasi tersebut juga diharapkan dapat membuka jutaan lapangan kerja baru, terutama di wilayah perdesaan dan kawasan padat penduduk. Selain menyerap tenaga kerja, koperasi juga berperan menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok.
Danantara jadi trobosan percepat investasi
Langkah percepatan investasi juga menjadi perhatian pemerintah. Prabowo menyebut pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara sebagai terobosan besar untuk membuka lapangan kerja berkualitas, khususnya di sektor hilirisasi.
“Danantara adalah lembaga pengelola investasi dengan aset lebih dari 1 triliun dolar AS. Danantara akan menciptakan jutaan lapangan kerja berkualitas terutama di bidang hilirisasi,” katanya.
Meski pemerintah mengklaim tingkat pengangguran menurun, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan peningkatan. Per Februari 2025, angka pengangguran mencapai 7,28 juta orang atau 4,76 persen dari total angkatan kerja, naik 83.450 orang dibanding Februari 2024.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, penambahan angkatan kerja sebesar 3,67 juta orang dalam setahun terakhir disebabkan lulusan baru dan perempuan yang kembali memasuki pasar kerja.
Langkah konkret pemerintah melalui tarif kebutuhan pokok murah via koperasi dan dorongan investasi jangka panjang diharapkan menjadi solusi berkelanjutan terhadap angka pengangguran, khususnya bagi kelompok rentan ekonomi.