Presiden Prabowo Subianto menegaskan pemerintahannya berhasil memutus ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan. Kepala Negara itu menyebut keberhasilan tersebut tercermin dari surplus produksi beras yang mencapai lebih dari 4 juta ton dan kembalinya Indonesia mengekspor beras serta jagung setelah puluhan tahun.
“Pemerintah yang saya pimpin bekerja keras untuk memutus setelah gantungan pada impor dengan membuka jutaan hektare sawah baru di Kalimantan Tengah, di Kalimantan Barat, di Sumatera, di Papua dan beberapa daerah lain,” ujar Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8).
Prabowo memaparkan, selain memperluas lahan pertanian (ekstensifikasi), pemerintah juga meningkatkan produktivitas melalui intensifikasi di desa-desa. Salah satunya dengan memotong birokrasi penyaluran pupuk agar langsung ke petani, memberikan bantuan awal pertanian, serta menaikkan harga gabah menjadi Rp 6.500 per kg.
“Kami juga tingkatkan harga beli gabah menjadi Rp 6.500 per kilogram agar petani sebagai produsen menikmati keuntungan yang berarti,” tegasnya.
Stabilitas harga dan meningkatnya pendapatan membuat kesejahteraan petani semakin baik. Dia menggambarkan suasana optimisme di kalangan petani, yang kini dapat menikmati hasil kerja dengan lebih baik berkat harga yang stabil dan keuntungan yang meningkat.
“Saya perhatikan di mana-mana para petani tersenyum karena harga gabah stabil dan penghasilan mereka meningkat,” ujarnya.