
Belum lama mengundurkan diri dari jabatan Kepala DOGE, Elon Musk, kembali bersuara keras. Kali ini ia menargetkan langsung agenda ekonomi Presiden AS Donald Trump.
Dalam unggahan di platform X pada Selasa (3/6), Elon menyebut rancangan undang-undang keringanan pajak dan pemangkasan anggaran yang tengah digodok Partai Republik sebagai “kekejian yang menjijikkan”.
“Maaf, saya sudah tidak tahan lagi,” tulis Musk, mengutip AP.
“RUU belanja Kongres yang besar, keterlaluan, dan penuh omong kosong ini adalah kekejian. Malu bagi mereka yang menyetujuinya—Anda tahu itu salah.”
RUU tersebut telah disahkan DPR dan kini menunggu pembahasan di Senat.
Isinya memuat perpanjangan pemotongan pajak era Trump serta penambahan insentif baru, termasuk pemangkasan subsidi untuk kendaraan listrik—salah satu sumber pendapatan utama Tesla.
Tak berhenti di situ, Elon mengancam akan memobilisasi publik melawan Partai Republik yang mendukung RUU ini.
“November tahun depan, kita akan memecat semua politisi yang mengkhianati rakyat Amerika,” tulisnya.

Pernyataan itu menandai perubahan drastis dalam sikap Elon terhadap Trump dan Partai Republik.
Tahun lalu, Elon menggelontorkan sedikitnya USD 250 juta untuk mendukung kampanye Trump dan berjanji membantu menyingkirkan anggota Kongres GOP (Partai Republik) yang tak setia padanya.
Kini, ia menyasar anggota partai yang justru mendorong prioritas legislatif sang mantan presiden.
Namun belum jelas sejauh mana ia akan bergerak. Sebelumnya Elon menyebut akan mengurangi belanja politik, meski tidak menutup kemungkinan kembali terlibat jika situasinya mendesak.
Dari sisi pemerintah, kritik Elon pun tidak mengubah sikap.
“Presiden sudah tahu posisi Elon Musk terhadap RUU ini,” ujar Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt.
“Itu tidak mengubah pendapat Presiden.”
Sementara di kubu oposisi, pernyataan miliarder itu justru menjadi amunisi politik.
Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries bahkan menggelar konferensi pers dengan latar cetakan besar unggahan Elon, menyatakan, “Kami sepenuhnya setuju.”

RUU yang digagas Partai Republik ini memang menuai reaksi keras karena mencakup pemangkasan program bantuan sosial seperti Medicaid dan kupon makanan, serta pemotongan investasi energi hijau—demi menutup kerugian pajak lebih dari USD 4,5 triliun.
Sebelumnya, Elon telah beberapa kali mengisyaratkan ketidakpuasan terhadap arah kebijakan fiskal Washington.
Selama menjabat, ia mencoba mendorong modernisasi birokrasi dan pemangkasan anggaran. Namun target penghematan USD 1 triliun yang pernah ia suarakan tak kunjung tercapai.