REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat Indonesia mencatat total aset sebesar Rp60,6 triliun per 30 Juni 2025. Sepanjang semester pertama 2025, total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp17,5 triliun dengan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp44,8 triliun. Adapun laba sebelum pajak (profit before tax) tercatat Rp10,8 miliar.
Direktur Utama Bank Muamalat, Imam Teguh Saptono, mengatakan pencapaian tersebut sejalan dengan refocusing bisnis ke segmen ritel. Sepanjang paruh pertama 2025, pembiayaan konsumer tumbuh hingga Rp3,4 triliun. Produk ritel seperti Prohajj Plus, multiguna, KPR iB Hijrah, dan Solusi Emas Hijrah juga mencatat kenaikan signifikan.
“Insya Allah transformasi bisnis yang sedang kami lakukan sudah berada pada jalur yang tepat. Bank Muamalat bertekad menumbuhkan bisnis secara sehat dan berkelanjutan,” kata Imam, Rabu (27/8/2025).
Evaluasi kinerja tersebut dibahas dalam forum Synergy Roadshow 2025, hasil kerja sama dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Roadshow ini digelar di lima kota Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya, dan Makassar sepanjang Agustus hingga awal Oktober 2025.
“Pada forum bersama para region head dan branch manager ini, kami juga menyampaikan rencana strategis ke depan untuk membangun semangat dan optimisme sukses bersama-sama,” ujar Imam.
Selain kinerja keuangan, Bank Muamalat juga meneguhkan arah bisnis berbasis maqashid syariah. Lima simpul maqashid syariah yang diinternalisasi mencakup peningkatan iman, menjaga keselamatan jiwa dan lingkungan (people and planet), menambah kecerdasan finansial, menjaga keberlanjutan keturunan melalui ekonomi berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan.
“Itulah sebabnya kami juga meneguhkan visi baru ‘Menjadi Jalan Hijrah Menuju Berkah’. Visi ini merupakan kompas penuntun Bank Muamalat mencapai maqashid syariah, kembali ke khittah,” ucap Imam.