
PT LIB membuat sejumlah keputusan saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa bersama para petinggi klub Liga 1, yang kini berubah namanya menjadi Super League, di The Langham, Jakarta, pada Senin (7/7). Salah satunya menambah kuota pemain asing menjadi 11.
Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) sangat menyayangkan regulasi ini. APPI mengatakan, idealnya PT LIB harusnya berkomunikasi dan diskusi terlebih dahulu dengan para pemain. Dari survei yang APPI lakukan, mayoritas pemain Liga 1 merasa keberatan.
"Sebagai asosiasi yang menaungi pemain lokal dan juga asing, APPI tidak mempermasalahkan berapa pun kuota pemain asing yang ada. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dengan jam terbang talenta lokal di Indonesia," ucap Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, dalam keterangan resmi.
"Jika muara dari kompetisi yang lebih berkualitas adalah prestasi Tim Nasional, maka regulasi ini tentu sangat kontradiktif dengan pernyataan dari Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, yang pernah menyatakan bahwa 'Jika para pemain tidak punya menit bermain di klub, maka kamu tidak bisa dapat kesempatan'," tambahnya.

Perhitungan yang mereka lakukan adalah jika setiap klub Super League memaksimalkan kuota 11 pemain asing, akan ada 198 pemain lokal Super League yang akan kehilangan pekerjaan atau pindah ke Championship (sebelumnya Liga 2). Yang berarti akan ada 198 pemain Championship yang akan kehilangan pekerjaannya atau beralih menjadi pemain amatir di Liga 3.
Mereka menggarisbawahi juga bahwa regulasi ini secara langsung akan mengurangi jam terbang dari para talenta lokal sepak bola Indonesia. APPI sangat berharap regulasi ini dapat ditinjau kembali sesuai dengan situasi sepak bola nasional saat ini.