Hal ini merupakan langkah Prabowo agar nelayan yang dianggapnya sebagai salah satu tulang punggung bangsa bisa mendapat kehidupan yang lebih baik.
“Kita ingin petani nelayan kita kembali bangga menjadi tulang punggung bangsa, menjadi produsen makanan, hidup petani dan nelayan kita harus baik harus bagus. Untuk itu kita akan bangun dalam waktu yang secepat ini tahun ini juga kita harus mulai 1.100 desa nelayan,” kata Prabowo pada Sidang Tahunan MPR dan DPR Republik Indonesia 2025 yang diselenggarakan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (15/8).
Dengan keberadaan 1.100 KNMP tersebut, Prabowo menarget jumlah rakyat yang bisa mendapat kehidupan yang lebih baik bisa mencapai 10 juta orang.
“Tiap desa lain terdiri dari kurang lebih 2.000 kepala keluarga. Berarti di situ akan hidup 2 juta kepala keluarga, kalau satu kepala keluarga terdiri dari bapak, ibu dan 3 anak, berarti 10 juta orang akan hidup dengan baik,” ujar Prabowo.
Terkait biaya untuk para nelayan di KNMP yang bisa mendukung usahanya, Prabowo juga menjelaskan hal tersebut akan dikucurkan dalam bentuk investasi dari negara kepada nelayan tersebut.
“Ini akan kita wujudkan dalam waktu dekat mereka juga akan membayar kembali investasi kita. Jadi ini bukan BLT, bukan bagi-bagi uang kita pinjaman uang mereka akan bayar cicil kembali kepada pemerintah karena mereka akan menghasilkan nilai,” kata Prabowo.
Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menerima sebanyak 910 proposal dari berbagai daerah pesisir dan kampung perikanan budidaya di seluruh Indonesia yang mengajukan diri untuk ikut serta dalam program KNMP.
KKP menargetkan pembangunan 100 kampung nelayan berbasis KNMP di sejumlah wilayah sepanjang 2025. Lokasi-lokasi tersebut diprioritaskan di daerah yang setidaknya 80 persen penduduknya berprofesi sebagai nelayan atau pembudidaya perikanan.