REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Yang saya hormati, Pimpinan dan seluruh anggota MPR, DPR, dan DPD RI,
Yang saya hormati, Wakil Presiden Republik Indonesia, Saudara Gibran Rakabuming Raka,
Yang saya hormati, Presiden Republik Indonesia ke-7, Bapak Joko Widodo,
Yang saya hormati, Presiden Republik Indonesia ke-6, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono,
Yang saya hormati, Presiden Republik Indonesia ke-5, Ibu Megawati Soekarnoputri,
Yang saya hormati, Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid,
Yang saya hormati, Ibu Soraya Hamzah Haz,
Yang saya hormati, Para Ketua dan Wakil Ketua Lembaga Negara,
Yang saya hormati, Para Ketua Umum Partai Politik, Yang saya hormati, Para Mantan Ketua MPR/DPR/DPD RI,
Yang saya hormati, Jajaran Kabinet Merah Putih,
Yang saya hormati, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, Kepala BIN,
Yang saya hormati, Para Duta Besar Negara-Negara Sahabat dan Para Pimpinan Perwakilan Badan dan Organisasi Internasional,
Yang saya hormati, Ketua Parlemen Negara Sahabat yang hadir, Ketua Parlemen Malaysia, Parlemen Brunei, Parlemen Singapura, dan Parlemen Timor Leste,
Dan yang saya cintai seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 2025, dua hari lagi, delapan puluh tahun sudah para pendiri bangsa Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 adalah momen penting dalam perjuangan panjang bangsa ini untuk berdiri di atas kaki sendiri.
Setelah deklarasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa kita berperang selama 5 tahun. Kita berperang dengan senjata dan dengan diplomasi, hingga kedaulatan kita benar-benar dapat kita rebut dan diakui di tahun 1949.
Sejak itu, para pendahulu saya, Presiden Republik Indonesia pertama hingga Presiden Republik Indonesia ketujuh, bekerja keras membangun bangsa Indonesia. Bekerja untuk wujudkan bangsa yang adil dan makmur.
Presiden Sukarno pimpin perjuangan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan berhasil mempertahankan keutuhan wilayah Republik Indonesia. Presiden Sukarno juga berhasil integrasikan Irian Barat ke dalam NKRI.
Presiden Suharto laksanakan pembangunan ekonomi yang merata dari Sabang sampai Merauke, berhasil mewujudkan swasembada pangan, meletakkan dasar-dasar industrialisasi ekonomi, dan menurunkan kemiskinan ekstrim.
Presiden Habibie mengenalkan kita ke teknologi tinggi, dan menjaga stabilitas ekonomi kita setelah krisis multidimensi tahun 1998.
Presiden Abdurrahman Wahid menjaga stabilitas bangsa, berhasil memperkokoh kerukunan antara suku, agama, dan ras, sehingga jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa majemuk dalam keharmonisan terbentuk secara kuat dan kokoh.
Presiden Megawati menyelesaikan proses pemulihan ekonomi akibat krisis moneter berkepanjangan, menyelesaikan ribuan kasus perusahaan-perusahaan yang kolaps akibat krisis moneter 1998, dan melaksanakan Pemilihan Umum Presiden secara langsung untuk pertama kalinya, serta memperkuat lembaga-lembaga negara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatasi kerawanan ekonomi karena krisis keuangan dunia 2008, berhasil menyelesaikan konflik Aceh, dan meletakkan dasar yang kuat untuk pembangunan ekonomi yang adil, merata dan terencana.
Presiden Joko Widodo membangun berbagai infrastruktur penting, meningkatkan konektivitas antara sentra-sentra ekonomi, memimpin kita di saat pandemi Covid 19 sehingga Indonesia termasuk yang tercepat pulih dari dampak pandemi, merintis pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara, dan meletakkan dasar strategi hilirisasi sumber daya alam Indonesia.
Seluruh Presiden pendahulu saya bersama Pemerintah yang mereka pimpin berupaya mewujudkan Indonesia yang lebih dekat dengan cita-cita kemerdekaan kita: Negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Negara yang sesuai dengan cita-cita pembentukan negara kita, yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu negara yang: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, Tujuan kita merdeka, adalah untuk merdeka dari kemiskinan, merdeka dari kelaparan, merdeka dari penderitaan. Negara kita harus bisa berdiri di atas kaki kita sendiri. Negara kita harus berdaulat secara ekonomi, dan mampu memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri.
Negara kita diberikan karunia oleh Allah SWT sumber daya alam yang melimpah-ruah. Tantangan kita adalah menjaga dan mengelola kekayaan kita agar citacita kemerdekaan kita dapat terwujud dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Hadirin sekalian, Hari ini 299 hari yang lalu, saya berdiri di sini dan diambil sumpah oleh MPR, di hadapan wakil-wakil rakyat Indonesia dan Tuhan Yang Maha Esa, bersama Wakil Presiden saya Saudara Gibran Rakabuming Raka.
sumber : Sekretariat Negara