Dalam dua minggu, Bali akan menyambut pameran seni internasional berkonsep unik, Art & Bali 2025. Sebanyak 150 seniman dari berbagai negara akan berpartisipasi dalam Art & Bali edisi pertama ini, yang berlangsung pada 12-14 September di Nuanu Creative City, Bali.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima kumparan, akan ada 18 galeri dan lebih dari 50 program yang akan meramaikan pameran ini. Selama tiga hari, ada diskusi panel bersama figur regional maupun internasional hingga lokakarya dan masterclass dalam bidang tekstil, cetak, dan praktik kreatif.
Selain itu, setiap hari saat matahari terbenam, akan ada pertunjukan yang memadukan cahaya, suara, dan gerakan, dilanjutkan dengan acara berkumpul sembari ditemani konser eksklusif, set DJ, dan pertunjukan cahaya di bawah bintang.
“Art & Bali adalah undangan untuk terhubung, berkolaborasi, dan membangun ekosistem seni di Bali, sembari mengintegrasikan seni budaya dan komersial dengan nilai yang kuat," ujar Kelsang Dolma, Direktur Art & Bali dalam keterangan tertulis, 26 Agustus 2025.
Adapun peserta internasional yang hadir di pameran ini berasal dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Spanyol. Bersama seniman dan peserta pameran dari Indonesia, mereka akan meramaikan Art & Bali 2025.
Ada Santrian Art Gallery, yang dihormati karena dialog antara tradisi Bali dengan praktik-praktik kontemporer yang berani. Lalu ada Asia Pacific Print Club, sebuah kolektif yang kuat di bidang printmaking (media cetak), hingga Feb Gallery Tokyo, yang dikenal dengan eksperimen berbagai budaya.
Peserta lain yang juga akan berpartisipasi di Art & Bali 2025 adalah Art Agenda, Bagia Art Space, Bill Mohdor Studio, CONNEC ART, Dalam Seniman, Kotak: Art Collective, LAKU Art Space, Lucy Dream Art, N-CAS ISI BALI, Purga Artspace, RUANG//, Spacecraft Gallery, Superlative Gallery, Umah Seni Shibumi dan Waworuntu Gallery.
Terra Nexus dan Peresmian Menara THK
Ada beberapa momen yang juga layak diantisipasi dalam Art & Bali 2025. Misalnya, sebuah instalasi monumental karya Heri Dono, salah satu seniman kontemporer paling ternama di Indonesia, akan diperkenalkan untuk pertama kalinya di Bali dalam pameran ini.
Selain itu, akan ada Terra Nexus yang dikurasi oleh Mona Liem, kurator Indonesia berbasis di Swiss dan salah satu figur terkemuka dalam seni media baru. Menampilkan 30 seniman dari dalam dan luar negeri, pameran ini mengeksplorasi pertemuan seni, sains, dan lingkungan media immersive, ruang virtual reality, dan karya eksperimental.
“Jika ada satu kata yang saya harap para pengunjung rasakan setelah datang ke Terra Nexus, itu adalah kebaruan,” kata Mona Liem. “Ini adalah laboratorium untuk bereksperimen dan kesempatan untuk melihat bagaimana praktik kontemporer tradisional berintegrasi bersama ruang digital.”
Dalam Art & Bali 2025, akan ada pula peresmian Menara THK Fase II, sebuah mahakarya rancangan Arthur Mamou-Mani bersama seniman Bali, Chiko. Landmark budaya ini terinspirasi dari filosofi Tri Hita Karana, yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Nantinya, menara ini akan terintegrasi dengan aplikasi web sehingga pengunjung dapat berinteraksi dengan karya ini.