Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan mengikuti konferensi video dengan Presiden AS Donald Trump, guna membujuk Trump agar menghormati kepentingan Ukraina. Pertemuan secara virtual ini digelar menjelang agneda pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska.
Mengutip AFP, Rabu (13/8), Zelensky yang dalam perjalanan menuju Berlin kembali menyatakan pentingnya kerja sama antara negara sekutu guna menekan Putin agar menghentikan peperangan.
"Tekanan harus diberikan kepada Rusia demi perdamaian yang adil. Kita harus belajar dari pengalaman Ukraina dan mitra kita untuk mencegah penipuan dari pihak Rusia," tulis Zelensky dalam unggahannya di media sosial.
Menurut Zelensky, Putin sampai saat ini tidak menunjukkan tanda untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung sejak 2022.
"Saat ini tidak ada tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk mengakhiri perang," tambahnya.
Pertemuan Trump dan Putin akan digelar pada Jumat (15/8) mendatang di Alaska, dengan tujuan membahas penyelesaian perang Rusia-Ukraina. Namun, Zelensky tidak diundang dalam pertemuan itu.
Zelensky dan timnya telah melakukan upaya diplomasi besar-besaran. Zelensky dilaporkan telah melakukan lebih dari 30 pembicaraan dengan pemimpin dunia dan pejabat tinggi.
Terkini, Rusia kembali merebut wilayah Ukraina. Salah satu wilayah yang dikuasai Rusia adalah sekitar pusat pertambahan Dobropillia. Meski demikian, delegasi yang ikut dengan Zelensky ke Berlin mengatakan kondisi perang terkini tak akan mempengaruhi persiapan Zelenksy dan pemimpin negara-negara Eropa lainnya bertemu dengan Trump secara daring.
Salah satu prinsip yang tetap teguh dipegang Zelensky adalah tak akan menyerahkan tanah Ukraina demi mengakhiri perang dengan Rusia. Pertukaran tanah antara Rusia dan Ukraina sebelumnya disinggung oleh Trump.
"Akan ada beberapa pertukaran, akan ada beberapa perubahan lahan," dikutip Reuters.
Pernyataan Trump itu direspons dengan keras oleh Zelensky. Ia didukung pemimpin negara-negara Uni Eropa lewat pernyataan bersama, yang menyatakan jalan menuju perdamaian di Ukraina harus melibatkan Ukraina.
"Jalan menuju perdamaian di Ukraina tidak dapat diputuskan tanpa Ukraina," sebut pernyataan bersama yang dirilis pada Minggu (10/8).