Catatan 13 Asosiasi soal RUU Haji: Kuota Haji Khusus Harusnya Minimal 8 Persen

1 hour ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ketua Umum Himpuh, Muhammad Firman Taufik (tengah), saat menyampaikan catatan dan usulan asosiasi penyelenggara haji dan umrah terkait RUU Haji dan Umrah, di Ballroom Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Rabu (13/8/2025). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan

Sebanyak 13 asosiasi penyelenggara haji dan umrah memberikan sejumlah catatan dan usulan mengenai Revisi Undang-Undang (RUU) Haji dan Umrah yang kini tengah dibahas di DPR.

Asosiasi tersebut yakni Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri); Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah dan Haji (AMPUH); Asosiasi Haji dan Umrah Republik Indonesia (Ashuri); Aliansi Pengusaha Haramain Seluruh Indonesia (Asphirasi); Aliansi Silaturahmi Penyelenggara Haji dan Umrah Azhari Indonesia (Asphuri).

Kemudian, Asosiasi Penyelenggara Haji Umroh dan In-Bound Indonesia (Asphurindo); Asosiasi Tour & Travel Muslim Indonesia (ATTMI); Asosiasi Kebersamaan Pengusaha Travel Haji Umrah (Bersathu); Gabungan Perusahaan Haji dan Umrah Nusantara (Gaphura).

Lalu, juga ada Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Kesthuri), Majelis Utama Travel Indonesia Arahan Haji dan Umrah (Mutiara Haji), dan Sarikat Penyelenggara Umroh & Haji Indonesia (Sapuhi).

Ketua Umum Himpuh, Muhammad Firman Taufik, menyebut catatan pertama dari asosiasi adalah terkait kuota haji khusus yang mestinya minimal 8 persen, bukan maksimal 8 persen.

"Pertama adalah tentang adanya usulan kuota haji khusus menjadi minimal 8 persen, bukan maksimal 8 persen," kata Firman dalam konferensi pers, di Ballroom Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Rabu (13/8).

"Jika nanti di undang-undang yang saat ini sedang masuk tahap perancangan dan akan direvisi, muncul kata pembagian kuota, alokasi kuota pada kami penyelenggara adalah menjadi maksimal 8 persen, maka batas maksimal itu akan menciptakan ketidakpastian bagi jemaah yang sudah mendaftar," jelas dia.

Asosiasi menilai, kuota haji khusus merupakan solusi bagi sejumlah kalangan yang memiliki keterbatasan waktu dalam menunggu antrean.

"Haji khusus adalah solusi bagi jemaah lansia, jemaah yang sakit, atau memiliki keterbatasan waktu," ucap Firman.

"Dan kenyataannya juga kami mampu menyerap kuota tambahan yang sering tidak terserap, bahkan ditolak karena keterbatasan pemerintah," imbuhnya.

Catatan kedua, kata dia, asosiasi penyelenggara haji dan umrah menolak legalisasi umrah mandiri. Sebab, lanjut Firman, hal itu justru merugikan umat.

Menurut asosiasi, adanya legalisasi umrah mandiri akan berdampak pada lepasnya perlindungan jemaah, membuka celah penipuan dalam dan luar negeri, dan memberi peluang besar bagi marketplace asing untuk menguasai pasar jemaah Indonesia.

"Di mana seharusnya pemerintah menunjukkan pembelaannya kepada pelaku usaha dalam negeri dalam framing bela dan beli di Indonesia," papar Firman.

Poin ketiga, Firman menyebut pemerintah mesti melibatkan asosiasi penyelenggara haji dan umrah sebagai mitra strategis.

Ia memaparkan bahwa asosiasi merupakan mata dan telinga negara dalam menjaga kualitas layanan, akreditasi, dan perlindungan kepada jemaah di lapangan.

"Kami ini amat sering dipanggil untuk dengar pendapat, kemudian kami memberikan masukan terhadap perubahan undang-undang, memberikan masukan dan lain sebagainya, namun pada kenyataannya di undang-undang tidak bunyi sama sekali," ucap Firman.

...
Read Entire Article