Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Wakil KSAU), Marsekal Madya TNI Tedi Rizalihadi, mengenang sosok Marsma TNI Fajar Adriyanto, sebagai sosok penerbang tempur yang periang.
Hal itu disampaikan Tedi usai melayat ke rumah duka Marsma TNI Fajar Adriyanto di Komplek TNI AU, Jalan Triloka XI, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (3/8).
"Beliau orangnya riang, cukup humanis, terbukti beliau beberapa kali menangani kegiatan olahraga dirgantara. Jadi, beliau sangat aktif membina rekan-rekan yang hobi di olahraga dirgantara dalam naungan FASI," ujar Tedi kepada wartawan, Minggu (3/8).
"Beliau orangnya ceria, tidak pernah ada beban, dan baik, ramah kepada semua orang. Kita cukup kehilangan sosok beliau," lanjut dia.
Tedi pun menyebut TNI AU tengah berduka dan kehilangan putra terbaik sebagai penerbang pesawat tempur F-16.
"Jadi, kita sangat kehilangan atas meninggalnya almarhum, dan kita mendoakan mudah-mudahan almarhum husnul khotimah, mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah Swt, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," ucap Tedi.
Sebelumnya, pesawat latih sipil Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh pada Minggu (3/8). Pesawat itu jatuh di kawasan Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
Pesawat itu diawaki dua orang, yakni Marsma TNI Fajar Adriyanto sebagai pilot, dan Roni Ahmad selaku kopilot.
Insiden itu mengakibatkan gugurnya Marsma TNI Fajar. Ia meninggal saat tiba di RSAU dr. M. Hassan Toto, di Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sementara, Roni mengalami luka berat.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsma I Nyoman Suadyana, menyebut bahwa pesawat tersebut mengalami hilang kontak pada pukul 09.19 WIB dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana.
Untuk penyebab kecelakaan belum diketahui. Kini, lokasi kecelakaan masih diinvestigasi.