Direktur Utama (Dirut) KAI, Didiek Hartantyo menyampaikan permintaan maaf atas insiden KAI Bromo Argo Bromo Anggrek relasi Surabaya Pasarturi-Gambir anjlok di Stasiun Pagedenbaru, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Jumat (1/8) lalu.
“Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan, ketidaklancaran, dan gangguan keterlambatan yang jumlahnya cukup banyak,” kata Didiek dalam konferensi pers di Stasiun Gambir, Jakarta pada Minggu (3/8).
Didiek pun menunjukkan gestur membungkuk saat menyampaikan permintaan maafnya itu, bersama dengan jajarannya yang mendampingi saat konferensi pers.
Menurut Didiek, meski tak semua perjalanan dibatalkan akibat insiden itu, namun penumpang yang tetap melakukan perjalanan jadi harus menempuh jalur yang lebih panjang dengan waktu yang lebih lama.
“Ini menimbulkan keterlambatan yang cukup banyak, sehingga kami mohon maaf atas keterlambatan atau ketidaknyamanan, dan hal-hal yang ditimbulkan karena keterlambatan atau ketidaknyamanan ini,” ucap Didiek.
Didiek menyebut imbas dari kecelakaan itu, sebanyak 440 ribu pemilik tiket batal berangkat. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, KAI akan mengembalikan uang mereka.
“Dari tanggal 1 sampai hari ini, kita ada pembatalan kereta, 80 kereta. Ini kita kembalikan 100% untuk refund-nya, dan untuk pengambilan cash, khusus yang memang dia maunya cash, itu ada di stasiun. Untuk transfer mulai besok,” jelas Didiek.
Adapun waktu untuk mengurus pengembalian uang tiket ini, KAI memberikan 7 hari untuk para penumpang terdampak terhitung dari hari ini.
Adapun penyebab anjloknya KA Bromo Anggrek ini masih diinvestigasi. Kini, menurut Didiek, semua perjalanan sudah kembali normal dengan batas kecepatan 60 Km/jam.
Tak ada korban dari peristiwa anjloknya KA Bromo Anggrek ini.