Federasi Voli Dunia (FIVB) bisa memberikan hukuman berat kepada Vietnam. Hukuman itu diberikan karena Vietnam dinyatakan menurunkan pemain yang dinyatakan pria pada Kejuaraan Dunia Voli Putri U-21 2025 yang digelar di Surabaya.
Dalam tes uji kromosom yang dilakukan oleh FIVB, dua pemain Vietnam yakni Dang Thi Hong dan Phuong Quynh dinyatakan berjenis kelamin pria. Dengan demikian, Vietnam melanggar peraturan dari FIVB pasal 12.2 mengenai regulasi pemain.
"Jika sebuah tim atau pemain ikut bertanding—bahkan di laga persahabatan—dengan organisasi yang tidak diakui FIVB, atau memakai satu atau lebih pemain yang tidak memenuhi syarat menurut aturan FIVB, maka akan kena sanksi berupa diskualifikasi pemain dari kompetisi, pertandingan yang dimainkan dinyatakan kalah (walkover/WO), denda CHF 30.000 (sekitar Rp 600 juta) kepada federasi/klub untuk setiap pemain yang tidak sah, serta skors sampai dua tahun bagi federasi, liga, klub, tim, pemain, dan ofisial yang terlibat," tulis FIVB.
Sanksi yang sudah dijatuhkan FIVB adalah pembatalan hasil pertandingan yang telah dilakoni oleh Vietnam. Empat laga Vietnam akan dianggap kalah, yakni melawan Indonesia, Serbia, Kanada, dan Argentina. Satu-satunya kemenangan Vietnam hanya dari Puerto Riko, karena saat itu dua pemain yang didiskualifikasi sudah tidak dimainkan.
FIVB tidak hanya membatalkan hasil dan mendiskualifikasi para atlet dari turnamen, tetapi juga menyatakan bahwa Subkomite Disiplin akan meneruskan berkas tersebut kepada Dewan Disiplin untuk mempertimbangkan hukuman tambahan setelah turnamen berakhir. Setelah itu, Volleyball Federation of Vietnam (VFV) dan para atlet yang terlibat akan diundang untuk memberikan pendapat tertulis.