Sederet konser di berbagai penjuru Tanah Air harus dibatalkan atau ditunda, mempertimbangkan kondisi sosial politik saat ini terjadi.
Banyak zona merah di berbagai daerah di Indonesia yang kerap menjadi titik demo atau penyampaian aspirasi yang tak sedikit berujung ricuh.
Beberapa konser atau festival musik yang batal atau ditunda di antaranya adalah konser Peterpan di Bandung, EPIK HIGH di Kelapa Gading, SAMFEST 2025 Bekasi, hingga Localfest di Bandung.
Menurut pengamat musik Wendi Putranto, pembatalan festival musik di berbagai daerah pastinya berdasarkan analisa situasi dan kondisi objektif dari promotor.
"Objektif dan analisa cermat dari pihak promotor maupun kepolisian, sesuai dengan wilayah penyelenggaraan masing-masing. Biasanya yang menjadi pertimbangan dan prioritas adalah keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para penonton dan artis-artis penampil," kata Wendi kepada kumparan, Selasa (2/9).
Menurut Wendi, apabila diselenggarakan sesuai prosedur, promotor harus bisa memperkuat manajemen keamanan.
"Mitigasinya misalnya dengan memperkuat manajemen sekuriti dan crowd control di seluruh akses masuk dan keluar, serta backstage. Mendapat dukungan dari tim Gegana, K9, dan sebagainya," ungkap Wendi.
Manajer band Seringai itu menyebut contoh konser tunggal Yuni Shara di Istora Senayan pada Sabtu (30/8) lalu.
"Konser itu berjalan aman dan lancar, padahal jarak dengan lokasi demo tidak sampai 1 kilometer," jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan Stanley Tulung. Stanley sepakat promotor harus bisa jernih melihat situasi saat ini. Apabila digelar, promotor harus punya manajemen keamanan yang ketat.
"Melihat situasi yang kurang kondusif, saya pikir ada baiknya penyelenggara memikirkan aspek keamanan penonton dengan membatalkan atau memundurkan jadwal konser," ujar Stanley.
"Yang jelas pihak promotor harus mempersiapkan segi keamanan yang maksimal agak bisa memperkecil dampak dari konser tersebut," tutupnya.