Keluarga mendiang diplomat muda Arya Daru Putra (ADP) mengeluhkan tidak adanya jawaban dari aparat penegak hukum meski telah berkali-kali mengirimkan surat permintaan klarifikasi.
Hal itu disampaikan kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprillindo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/9).
“Ya, karena sampai sekarang surat-surat yang sudah kami masukkan ke Polda, ke Mabes Polri, Mabes TNI, ke Kemlu, sejak hari Rabu minggu lalu kami masukkan, belum ada balasan. Entah mungkin karena adanya aksi demo kemarin ya, jadi terkendala di situ. Tapi sampai detik ini belum ada balasan,” kata Nicholay.
Ia menegaskan pihak keluarga sudah membuka diri untuk duduk bersama membahas kejanggalan kasus kematian ADP. Namun, ia menyayangkan respons aparat yang tak kunjung ada.
“Maka lewat media yang ada sekarang ini, kami mohon, tolonglah dibalas itu, dan kami sudah membuka diri. Berkali-kali kan dari Mabes, dari Polda mengatakan membuka diri, kami sudah membuka diri. Mari kita sama-sama duduk, kita bahas bersama,” tegasnya.
Nicholay menyebut keluarga hanya ingin keadilan dan kejelasan atas kematian Arya Daru yang diyakini sebagai pembunuhan berencana.
Ia juga menegaskan kembali permintaan ayah almarhum, Subaryono, agar Presiden Prabowo Subianto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Menlu Sugiono turut memberi perhatian.
“Saya juga kembali mengulangi lagi permohonan dari Ayah Handa Almarhum ADP, Pak Subaryono, yang meminta perhatian Presiden, Kapolri, Panglima TNI, Menteri Luar Negeri,” kata Nicholay.
Kini mereka menyambangi Komisi III DPR RI untuk mengajukan permohonan Rapat Dengar Pendapat (RDP) ke Komisi III DPR RI. Pihak keluarga hanya tinggal menunggu Komisi III menjadwalkan rapat ini dalam waktu dekat.