REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) menyatakan Program Sekolah Rakyat mulai memberikan dampak positif bagi siswa maupun keluarga setelah beberapa bulan berjalan.
"Setelah tiga bulan, kami lakukan evaluasi. Secara umum sekolah berjalan baik dan sudah mulai memberi dampak yang dirasakan oleh siswa dan keluarganya,” kata Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf saat ditemui di Jakarta, Rabu.
Mensos mengakui bahwa tantangan terbesar terjadi pada tahap awal pembelajaran, namun kini kondisi Sekolah Rakyat sudah lebih stabil.
Dalam hal ini, lanjutnya, setiap siswa dan guru memiliki rekam medis untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan berbasis kesehatan. Kemensos menemukan masalah kesehatan seperti anemia atau masalah gigi yang juga dapat segera ditindaklanjuti.
Selain itu, kata Mensos, orang tua siswa juga mendapat layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang merupakan bagian dari program pemerintah pusat.
“Harapannya, kesehatan anak-anak semakin baik setiap waktu, sementara orang tua juga bisa memanfaatkan layanan kesehatan gratis,” ujar Mensos Saifullah Yusuf.
Dia menambahkan Program Sekolah Rakyat juga memberikan manfaat kepada perekonomian domestik, khususnya pelaku usaha UMKM melalui pembuatan seragam dan menyerap tenaga kerja melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Pada saatnya nanti akan banyak sekali manfaatnya dari program yang tujuannya mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan ini," kata Mensos Saifullah Yusuf.
Sekolah Rakyat merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan akses pendidikan gratis berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin serta memutus mata rantai kemiskinan.
Program ini juga menjadi miniatur pengentasan kemiskinan terpadu lantaran memadukan beragam program prioritas, seperti CKG, MBG, jaminan kesehatan, Koperasi Desa Merah Putih, dan Program Tiga Juta Rumah.
Hingga saat ini sudah terdapat 100 Sekolah Rakyat yang beroperasi di berbagai daerah.
Kementerian Sosial sebagai pelaksana teknis menargetkan pada tahun ajaran 2025/2026 ini total akan ada sebanyak 165 Sekolah Rakyat jenjang SD, SMP dan SMA/sederajat yang beroperasi sehingga total kapasitas 15.895 siswa, didukung 2.407 guru dan 4.442 tenaga pendidik.
Kemensos menyiapkan kolaborasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mendukung penyediaan makanan sehat di Sekolah Rakyat.
sumber : Antara