
BANYAK anak suka bermain gim online, padahal gim daring kerap disebut berdampak pada tumbuh kembang anak. Lalu bagaimana sikap orangtua? Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK), Gisella Tani Pratiwi mengatakan sebaiknya orangtua menetapkan aturan bagi anak yang senang bermain gim daring atau gim online.
“Permainan online maupun perangkat elektronik lainnya bisa memberikan dampak serius terhadap berbagai aspek perkembangan anak, khususnya bila digunakan secara berlebihan dan tidak sesuai dengan usia mereka,” ungkap Gisella selaku anggota IPK Indonesia, seperti dikutip dari Antara.
Psikolog klinis anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia ini juga menyampaikan bahwa aturan bermain gim online perlu disesuaikan dengan jadwal belajar anak sehingga akan menciptakan keseimbangan. Tak hanya soal durasi, jenis gim yang dimainkan juga harus diawasi.
Aturan Penggunaan Layar
Berdasarkan panduan dari American Academy of Pediatrics (AAP), Gisella menjelaskan anak di bawah usia 18 tahun sebaiknya dibatasi dalam penggunaan layar. Hal ini dikarenakan penggunaan layar yang berlebihan bisa menghambat perkembangan sosial dan fisik mereka.
- Anak usia 18 bulan - 2 tahun: interaksi dengan layar hanya dianjurkan dalam bentuk edukatif dan didampingi orangtua atau lewat video call.
- Anak usia 2-5 tahun: sebaiknya hanya mengakses gim non-edukatif maksimal satu jam per hari, karena waktu layar (screen time) yang berlebihan bisa menghambat perkembangan bahasa, kemampuan kognitif, dan aspek sosial-emosional.
- Anak usia 5–12 tahun: waktu bermain gim disarankan tidak melebihi dua jam per hari di luar waktu belajar atau tugas sekolah.
- Untuk remaja berusia 13 tahun ke atas: dibuat kesepakatan mengenai pengelolaan waktu layar, serta adanya penanaman tanggung jawab terhadap penggunaan perangkat digital.
“Jika sejak kecil anak telah terbiasa dengan aturan yang konsisten, kemungkinan besar saat remaja mereka tidak akan terlalu tergantung pada gim online. Pada tahap ini, perlu ada diskusi mengenai konten yang aman, serta bimbingan dalam mengembangkan kemandirian dan keterampilan mengatur diri dalam menggunakan teknologi secara bijak,” jelas Gisella.
Semakin bertambahnya usia, anak diharapkan mendapatkan arahan untuk menyeimbangkan penggunaan gawai dengan kegiatan fisik, sosial, dan hubungan yang sehat dengan keluarga atau lingkungan sekitar.
Ada Panutan
Orangtua atau anggota keluarga lain juga disarankan untuk menjadi panutan dalam menerapkan kebiasaan baik sesuai aturan yang telah disepakati bersama. Sampaikan aturan dengan bahasa yang mudah dipahami dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak, agar anak mengerti pentingnya mengatur waktu bermain gim daring.
Gisella menekankan bahwa kunci utamanya ialah memberikan pemahaman secara berkelanjutan agar anak sadar akan konsekuensi positif dan negatif dari aktivitas tersebut. Ini sangat penting agar anak tidak mengalami kecanduan, mengingat besarnya dampak psikososial yang mungkin timbul.
Selain menerapkan aturan, keluarga juga sebaiknya menyediakan kegiatan menarik agar anak tidak selalu ingin bermain gim daring. Apabila anak menunjukkan tanda-tanda kecanduan, orangtua disarankan untuk sementara menjauhkan anak dari gim tersebut. (Nas/M-3)