Prabowo mengatakan, pengelolaan sumber daya alam (SDA) akan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, sehingga setiap aset negara harus dikelola secara efisien dan produktif agar menghasilkan nilai tambah dan kontribusi positif bagi kesejahteraan rakyat.
Dia mengutip istilah dalam dunia bisnis yaitu return on asset (RoA) atau rasio pengembalian atas aset. Menurutnya, sebuah bisnis bisa dikatakan berhasil kalau return on asset mencapai 12 persen, dalam kondisi yang konservatif sebesar 10 persen, dan untuk negara cukup 5 persen.
"BUMN kita asetnya adalah senilai lebih dari 1000 triliun US Dollar. Harusnya BUMN itu menyumbang kepada kita minimal 50 miliar dolar. Kalau 50 miliar dolar APBN kita tidak defisit saudara-saudara sekalian," tegasnya saat Pidato tentang RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan di DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8).
Dengan demikian, Prabowo memberikan tugas kepada Badan Pengelolaan Investasi (BPI) Danantara Indonesia untuk membereskan pengelolaan aset BUMN-BUMN di Indonesia, yang menurutnya tidak masuk akal.
"Tadinya pengelolaannya sangat tidak masuk akal, perusahaan rugi komisarisnya banyak banget," ungkapnya.
Prabowo juga berencana memangkas jumlah komisaris BUMN menjadi paling banyak 6 orang, dan menghilangkan bonus tahunan atau tantiem bagi mereka.
"Saya potong setengah komisaris paling banyak 6 orang kalau bisa cukup 4 atau 5, dan saya hilangkan tantiem. Saya pun tidak mengerti apa arti tantiem itu. Itu akal-akalan mereka saja. Dia memilih istilah asing supaya kita tidak mengerti apa itu tantiem," jelasnya.