Home > Gaya Hidup Friday, 15 Aug 2025, 17:25 WIB
Sebaliknya, mengonsumsi kentang dalam jumlah yang sama yang dimasak dengan cara direbus, dipanggang, atau dihaluskan tampaknya tidak meningkatkan risiko secara signifikan.

Sebuah studi yang diterbitkan di The BMJ pada 6 Agustus menemukan bahwa mengonsumsi tiga porsi kentang goreng seminggu dikaitkan dengan risiko 20% lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Sebaliknya, mengonsumsi kentang dalam jumlah yang sama yang dimasak dengan cara direbus, dipanggang, atau dihaluskan tampaknya tidak meningkatkan risiko secara signifikan.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mengganti kentang dalam bentuk apa pun dengan biji-bijian utuh dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah, sementara menggantinya dengan nasi putih dikaitkan dengan peningkatan risiko.
Kentang mengandung nutrisi penting seperti serat, vitamin C, dan magnesium, tetapi kandungan pati dan indeks glikemiknya yang tinggi telah menimbulkan kekhawatiran tentang perannya dalam risiko diabetes.
Untuk lebih memahami hubungan ini, para peneliti memeriksa data dari lebih dari 205.000 tenaga kesehatan profesional dalam tiga studi besar di AS yang dilakukan antara tahun 1984 dan 2021.
Semua peserta bebas dari diabetes, penyakit jantung, dan kanker pada awalnya, dan mereka mengisi kuesioner makanan terperinci setiap empat tahun.
Selama hampir 40 tahun masa tindak lanjut, 22.299 peserta didiagnosis menderita diabetes tipe 2.
Setelah disesuaikan dengan gaya hidup dan faktor pola makan, tim menemukan bahwa setiap tiga porsi total asupan kentang mingguan meningkatkan risiko diabetes sebesar 5%, dan frekuensi konsumsi kentang goreng yang sama meningkatkan risiko sebesar 20%.
Namun, kentang panggang, rebus, atau tumbuk tidak terkait secara signifikan dengan risiko yang lebih tinggi.
Mengganti tiga porsi total kentang mingguan dengan biji-bijian utuh mengurangi risiko diabetes sebesar 8%.
Mengganti kentang panggang, rebus, atau tumbuk dengan biji-bijian utuh menurunkan risiko sebesar 4%, dan mengganti kentang goreng dengan biji-bijian utuh mengurangi risiko sebesar 19%.
Sebaliknya, mengganti semua jenis kentang dengan nasi putih meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Para penulis mengingatkan bahwa ini adalah studi observasional, sehingga tidak ada kesimpulan pasti tentang sebab dan akibat yang dapat ditarik.
Mereka juga mencatat bahwa sebagian besar peserta adalah tenaga kesehatan profesional keturunan Eropa, yang berarti temuan ini mungkin tidak berlaku untuk semua populasi.
Dalam editorial terkait, para ahli menekankan bahwa metode penyiapan dan makanan pengganti harus dipertimbangkan saat membuat rekomendasi diet.
Mereka mencatat bahwa kentang panggang, rebus, atau tumbuk dapat menjadi bagian dari diet sehat dan berkelanjutan —terutama jika dikombinasikan dengan biji-bijian utuh— namun diperlukan studi yang lebih beragam untuk mengonfirmasi hasil ini.
Studi ini dipublikasikan di BMJ.