Eks Kepala BIN Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono mengungkapkan, dirinya bersama para veteran Timor Timur diundang Presiden Prabowo Subianto ke Istana Kepresidenan, Kamis (28/8).
Hendro mengatakan, pertemuan ini dalam rangka silaturahmi para pejuang Timor Timor. Ia menyebut, eks Komandan Fretilin hadir dan ikut berbincang.
"Nah, beliau mengundang ini kan mendadak. Tapi semua bisa datang dari seluruh penjuru tanah air. Dulu para pejuang yang sama-sama dengan Pak Prabowo di Timor Timur," kata Hendropriyono usai pertemuan di Istana.
"Jadi tadi senang-senang, ya mengharukan. Karena banyak yang sudah sampai 50 tahun ini baru ketemu. Situ ada Lopes Da Cruz, ya ada juga bekas komandan Fertelin yang dulu musuh. Sekarang teman semua bergabung. Kita semua sama-sama masih memupuk jiwa persatuan dan perjuangan," jelas Hendro.
Hendropriyono menuturkan, suasana pertemuan berlangsung hangat dan penuh cerita. Menurutnya, para veteran berkomitmen tetap bersatu menghadapi tantangan zaman agar Indonesia tidak terpecah belah seperti yang terjadi di negara lain.
"Karena Indonesia ini, lihat saja sekarang kan, itu lagi dikerjain. Dan kita ingin tetap bersatu, bahu-membahu untuk mempertahankan. Jangan sampai negeri kita ini karena kelengahan kita sendiri terbawa-bawa seperti apa yang dialami oleh kawan-kawan di Suriah dan Irak," ujarnya.
Ia menegaskan, pembicaraan dengan Prabowo tidak menyangkut isu politik saat ini dan murni nostalgia perjuangan di masa lalu.
"Kalau yang dibicarakan dengan Presiden, tidak ada menyangkut itu. Hanya masalah nostalgia masa lampau, dan supaya kita itu walaupun berjauhan, tapi hati kita tetap satu," kata dia.
Selain Hendropriyono, turut hadir Agum Gumelar hingga Wiranto. Hendro mengatakan, Prabowo mengundang dirinya secara mendadak.
Ia pun tidak mempermasalahkannya karena sudah menjadi ciri khas pasukan komando yang terbiasa bergerak cepat.
"Undangannya saya? Saya kemarin ketuk tular undangannya juga. Bukan dari protokol, saya dapat dari Glenny, Letnan Jenderal Glenny Kairupan. Saya buru-buru, saya mau ke Surabaya, batal. Saya ke sini, nggak apa-apa. Pasukan komando kan harus begitu, harus mendadak-mendadak," ucapnya.
Lebih lanjut ia menceritakan pasa momen nostalgia itu mereka bercerita tentang cerita-cerita yang dulu penuh ketegangan kini dibagikan sambil tertawa.
"Contohnya kita yang berada di bawah namanya fear contact dulu, di bawah tembakan. Itu rasanya sudah setengah jam di bawah tembakan, padahal baru lima menit. Karena tembakan terus-terusan, beruntun lima menit itu rasanya kayak satu jam. Dan itu jadi ketawa-ketawa aja tadi. Karena lucu-lucu. Itu aja," imbuhnya.