Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah membahas situasi keamanan di Myanmar hingga gencatan senjata Kamboja dan Thailand dalam pertemuannya di Putrajaya, Malaysia, Rabu.
Hasil pembahasan dituangkan dalam keterangan pernyataan bersama yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Malaysia.
Menurut keterangan tersebut, kedua pemimpin membahas perkembangan terkini di Myanmar dan menyatakan keprihatinan mendalam terkait kekerasan dan situasi kemanusiaan yang sedang berlangsung di negara tersebut.
Kedua pemimpin menegaskan kembali posisi bersama bahwa Konsensus Lima Poin (5PC) tetap menjadi rujukan utama ASEAN untuk mengatasi krisis politik di Myanmar dan selanjutnya menyerukan implementasi penuh dan efektif dari 5PC oleh semua pihak.
Kedua pemimpin mendukung gencatan senjata segera, nasional, dan permanen sebagai langkah penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi penyaluran bantuan kemanusiaan dan dialog nasional yang inklusif.
PM Anwar dan Sultan Brunei selanjutnya menegaskan kembali komitmen mereka untuk bekerja sama secara erat dengan ASEAN dan mitra eksternal lainnya, guna mendorong kemajuan dalam implementasi 5PC, menuju solusi damai dan berkelanjutan, yang dipimpin dan dimiliki oleh Myanmar.
Dalam hal ini, Brunei Darussalam juga menyambut baik upaya berkelanjutan Malaysia selaku Ketua ASEAN, termasuk rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand ke Myanmar pada tanggal 19 September 2025.
Konflik Thailand-Kamboja
Sementara itu terkait konflik Thailand dan Kamboja, kedua pemimpin menyampaikan apresiasi yang mendalam atas langkah-langkah positif yang diambil oleh Kerajaan Kamboja dan Kerajaan Thailand untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sebagai tanggapan atas ketegangan terkini di sepanjang perbatasan bersama mereka.
Keputusan mereka untuk meredakan permusuhan dan mengupayakan solusi diplomatik mencerminkan nilai-nilai abadi berupa saling menghormati, non-intervensi, dan penyelesaian sengketa secara damai yang mendasari persatuan ASEAN.
Kedua pemimpin menegaskan kembali dukungan teguh mereka terhadap semua upaya regional yang mendorong perdamaian, stabilitas, dan kerja sama.
Dalam semangat solidaritas ASEAN dan hubungan bertetangga yang baik, kedua pemimpin menyerukan kepada semua pihak untuk terus menjunjung tinggi gencatan senjata, terlibat dalam dialog yang konstruktif, dan berupaya mencapai resolusi yang berkelanjutan dan damai.
Baca juga: Malaysia-Brunei desak aksi global tegas akhiri impunitas di Palestina
Baca juga: ASEAN siapkan tim pengamat tambahan gencatan senjata Thailand-Kamboja
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.