Jakarta (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBPP) Republik Indonesia untuk Jerman, Abdul Kadir Jailani menyampaikan empat misi konkrit yang merupakan perwujudan dari upaya untuk memaksimalkan hubungan diplomatik antara kedua negara.
Saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu, Dubes Abdul mengatakan bahwa prioritas utama pengelolaan kerja sama kedua negara adalah mendorong terwujudnya kolaborasi secara maksimal sehingga mencerminkan arti strategis Indonesia bagi Jerman dan sebaliknya — yang diterjemahkan dalam empat misi konkrit.
“Komitmen ini diterjemahkan ke dalam empat misi konkrit, yaitu konsolidasi political engagement, penguatan nilai manfaat ekonomi, pelindungan dan pelayanan terhadap Warga Negara Indonesia (WNI), serta meningkatkan citra positif Indonesia di Jerman,” ujarnya.
Dubes Abdul merupakan satu dari delapan Duta Besar LBPP RI untuk negara-negara sahabat dan perwakilan RI di organisasi internasional, yang dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin. Sebelum menjabat duta besar, Abdul merupakan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI.
Sebanyak delapan duta besar RI itu dilantik Presiden berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 75/P Tahun 2025 tentang pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia yang dibacakan Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Nanik Purwanti.
Baca juga: Dubes Abdul dorong Indonesia isi kebutuhan perawat di Jerman
Lebih lanjut Dubes Abdul menyoroti penguatan nilai manfaat ekonomi dengan Jerman melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang ditargetkan akan ditandatangani dan disahkan pada September mendatang.
Ia menuturkan, Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang menjadi tujuan ekspor utama Indonesia. Melalui ratifikasi kerangka dagang tersebut, ia menyampaikan optimisme bahwa Indonesia dapat menjamin akses pasar yang lebih besar melalui pengurangan tarif serta kemudahan regulasi bagi produk Indonesia.
“Jerman merupakan tujuan ekspor utama ke Eropa. Mengingat semua regulatory framework perdagangan internasional merupakan kewenangan eksklusif Uni Eropa, penyelesaian Perjanjian Indonesia-EU CEPA memiliki arti strategis,” katanya.
Abdul turut menyampaikan harapan agar IEU-CEPA dapat memfasilitasi masuknya produk asal Indonesia yang dibutuhkan oleh Jerman seperti peralatan listrik, produk mesin, suku cadang kendaraan bermotor, migas, produk farmasi, produk plastik, peralatan optik, dan besi baja.
“Yang lebih penting lagi penandatangan Indonesia-EU CEPA juga diharapkan dapat mendorong foreign direct investment di Indonesia, terutama di sektor- sektor strategis, seperti energi terbarukan, infrastruktur, manufaktur,” tuturnya.
Ia juga menyuarakan agar penerapan regulasi mengenai masalah deforestasi atau EU Deforestation Regulation dapat diperlunak seiring implementasi IEU-CEPA.
“Indonesia juga berharap penerapan Indonesia-EU CEPA juga dapat memberikan dampak positif terhadap ekspor kelapa sawit ke EU. Melalui Indonesia-EU CEPA,” katanya.
Baca juga: Dubes Abdul dorong Indonesia isi kebutuhan perawat di Jerman
Baca juga: Indonesia berharap eskalasi kekerasan di Timur Tengah dihentikan
Baca juga: Prabowo lantik Duta Besar RI untuk Amerika Serikat hingga Jerman
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.