Gaza (ANTARA) - Berbagai sumber medis di Jalur Gaza mengumumkan kematian 10 warga Palestina, termasuk dua anak, dalam sehari akibat kelaparan dan malnutrisi.
Angka itu menambah jumlah korban keseluruhan menjadi 313 orang, termasuk 119 anak.
Krisis kemanusiaan yang hingga kini masih berlangsung di Jalur Gaza terus memburuk akibat blokade dan krisis makanan dan pasokan medis.
Bencana kelaparan parah ini berkaitan erat dengan perang genosida yang dilancarkan Zionis Israel sejak 7 Oktober 2023.
Sejak 2 Maret 2025, otoritas Israel menutup semua penyeberangan ke Jalur Gaza, sehingga menghalangi masuknya sebagian besar bantuan makanan dan medis yang kemudian mempercepat penyebaran kelaparan di wilayah tersebut.
Badan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) memperingatkan bahwa malnutrisi di kalangan anak usia lima tahun ke bawah naik dua kali lipat pada periode Maret-Juni akibat blokade yang masih berlangsung.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi bahwa malnutrisi di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan hampir satu dari lima anak balita di Kota Gaza menderita malnutrisi parah.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel, sebagai kekuatan pendudukan, melancarkan genosida di Jalur Gaza, termasuk pembunuhan sengaja, kelaparan, penghancuran serta pengungsian paksa, yang bertentangan dengan seruan internasional dan putusan Mahkamah Internasional untuk menghentikan aksi tersebut.
Sumber: WAFA
Baca juga: PBB: Lebih 36 ribu orang mengungsi di Gaza sejak 14 Agustus
Baca juga: 18.489 pelajar Palestina tewas sejak awal agresi Israel 7 Oktober
Baca juga: Presiden UNGA kecam serangan Israel ke rumah sakit di Gaza
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.