PT PLN (Persero) kembali menunjukkan komitmennya membuka jalan karier bagi mahasiswa Institut Teknologi PLN (ITPLN). Pada seremoni penandatanganan kontrak ikatan kerja tahun 2025 yang digelar pada Selasa (2/9) sebanyak 109 mahasiswa resmi diterima dalam program tersebut.
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto, menjelaskan bahwa program tersebut dirancang menyerupai proses rekrutmen karyawan PLN. Dari total kuota 150 orang, hanya 109 yang berhasil lolos seleksi.
“Proses seleksi sangat ketat. Tidak mungkin kami menurunkan kualitas. Yang hadir hari ini bukan mahasiswa biasa, melainkan calon pegawai PLN yang kami titipkan untuk dididik dan dilatih di ITPLN,” ujar Yusuf Didi dalam keterangannya.
Ia juga menekankan bahwa ikatan kerja merupakan awal dari perjalanan menuju dunia profesional.
“Setengah langkah sudah berada di rumah besar PLN. Setengah langkah berikutnya sangat bergantung pada mahasiswa sendiri, dengan dukungan orangtua,” lanjutnya.
Program ini telah berlangsung selama tiga tahun dan PLN menargetkan merekrut sekitar 250 mahasiswa ITPLN setiap tahun melalui skema yang sama. Yusuf menyebut, strategi itu penting untuk menjamin regenerasi tenaga kerja dan menyiapkan SDM yang siap bersaing di sektor ketenagalistrikan.
Sementara itu, Rektor ITPLN, Prof. Iwa Garniwa, mengungkapkan bahwa 109 mahasiswa yang lolos merupakan hasil seleksi ketat dari 5.265 pendaftar, melalui berbagai tahap seperti tes akademik, bahasa Inggris, psikotes, serta pemeriksaan kesehatan.
“Ini adalah amanah besar bagi kami. ITPLN bertanggung jawab penuh untuk mencetak SDM berkualitas, siap bekerja, dan mampu menghadapi tantangan dunia kerja,” ucap Iwa.
Ia menegaskan, jalur ikatan kerja memberikan peluang langsung menjadi pegawai PLN setelah lulus, asalkan mahasiswa mampu menjaga performa selama kuliah.
“Mahasiswa ikatan kerja sudah memegang tiket emas untuk masa depan yang gemilang. Tapi ingat, tiket ini harus dijaga dengan kerja keras, kesehatan, dan tentu saja integritas,” tegasnya.
ITPLN juga menawarkan berbagai keunggulan, termasuk program Sandwich (tiga tahun di ITPLN dan satu tahun di luar negeri), sistem pembelajaran digital adaptif 4-4-2, sertifikasi kompetensi, klinik kesehatan gratis, dan beasiswa. Namun, Iwa menekankan bahwa fasilitas saja tidak cukup.
“Integritas adalah fondasi setiap langkah. Tanpa integritas, semua pencapaian akademik tidak akan bermakna,” pungkasnya. (E-4)