Di Tengah Kondisi Marak Demo, PSSI Optimistis Laga Penyisihan Piala Asia 2026 Lancar

(MI/Heri Susetyo)

Di tengah kondisi Indonesia marak aksi unjuk rasa, PSSI optimistis pertandingan penyisihan Piala Asia 2026 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo akan berjalan aman dan lancar. 

Laga Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 akan digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo (GDS), pada 3, 6 dan 9 September 2025. Empat tim akan berlaga, yaitu Indonesia, Korea Selatan, Laos dan Makau. 

Meskipun kondisi Tanah Air dilanda aksi unjuk rasa, pertandingan tersebut tetap digelar. Namun jumlah penonton dibatasi 15 ribu penonton dari kapasitas 19 ribu 600 orang. 

Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi optimistis, pertandingan internasional ini berlangsung aman dan lancar. Berbagai persiapan sudah dilakukan, meliputi persiapan sarana prasarana stadion, maupun antisipasi untuk menjaga keamanan. 

"Kami terus menjalin komunikasi dengan suporter agar pertandingan berjalan sukses dan aman. Sepak bola adalah pemersatu bangsa, jangan sampai memecah belah. Kami harap masyarakat menikmati pertandingan tanpa gangguan demo atau anarkis,” kata Yunus saat meninjau GDS, Selasa sore (2/9). 

Sekjen PSSI menyerukan pada masyarakat di Sidoarjo dan sekitarnya, untuk berbondong-bondong menonton laga tersebut. Selain laga di Sidoarjo, juga ada laga Timnas Indonesia senior, menjalani pertandingan persahabatan di GBT Surabaya. 

Ketua PSSI Jawa Timur Ahmad Riyadh menambahkan, kesiapan Jatim sebagai tuan rumah mendapat dukungan penuh dari kepolisian dan TNI. Pertandingan ini disebutnya kebanggaan bagi masyarakat Jawa Timur dan Sidoarjo.

"Semua perizinan dan dukungan keamanan sudah beres, kami juga sudah koordinasi dengan suporter untuk menjaga keamanan dan sportifitas,” kata Ahmad Riyadh. 

Riyadh menegaskan, bahkan suporter siap menjaga suasana kondusif dan menindak provokator jika muncul. Riyadh mengimbau dukungan dan doa dari masyarakat untuk keberhasilan timnas Indonesia di Piala Asia U-23. 

“Ini bukan sekadar pertandingan, tapi nama baik bangsa. Jika ada gangguan keamanan, itu akan berpengaruh pada citra Indonesia di mata dunia, terutama soal investasi dan pariwisata,” kata Riyadh. (H-1)