
KEMENTERIAN Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) terus melanjutkan operasi pencarian helikopter tipe BK117-D3 (H145) registrasi PK-RGH milik PT Eastindo Air.
Armada ini hilang kontak pada 1 September 2025 saat terbang dari Bandara Gusti Sjamsir Alam, Kotabaru menuju Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
“Saat ini kami masih melakukan operasi pencarian dan upaya pertolongan,” ujar Dirjen Perhubungan Udara Lukman F. Laisa dalam keterangan resmi, Selasa (2/9).
Operasi SAR dimulai 1 September pukul 12.20 WITA oleh tim gabungan. Enam tim terlibat, antara lain Kantor SAR Banjarmasin (5 personel), Pos SAR Kotabaru (5 personel), USS Batulicin (4 personel), Brimob Tanah Bumbu, serta unsur lain.
“Hingga kini pencarian darat masih berjalan dengan estimasi lokasi 1,5 km dari titik terakhir komunikasi. Namun belum ada tanda asap atau reruntuhan helikopter,” jelas Lukman.
Medan berat, vegetasi lebat, dan kendala komunikasi menjadi hambatan utama.
Empat helikopter SAR dikerahkan: Heli Polisi (AW169) yang sudah mendarat di Banjarmasin, Heli BNPB Elang Nusantara yang sedang menuju lokasi, Heli Whitesky dari Balikpapan, serta Heli NUH dari Balikpapan yang siaga menunggu instruksi.
Kronologi resmi menyebut helikopter PK-RGH lepas landas pukul 08.46 WITA dari Bandara Gusti Sjamsir Alam dan dijadwalkan tiba pukul 10.15 WITA di Bandara Tjilik Riwut. Kontak terakhir dengan radio VHF bandara asal tercatat pukul 08.54 WITA, setelah itu hilang.
AirNav Bandara Gusti Sjamsir Alam segera melaporkan ke AirNav Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, lalu diteruskan ke Kantor SAR Banjarmasin.
Lokasi perkiraan insiden berada sekitar 4 km dari kawasan Air Terjun Mandin Damar pada koordinat 3°6'54.58"S 115°41'21.62"E. Jarak tempuh darat diperkirakan 71,5 km dari USS Batulicin atau sekitar 7 jam perjalanan.
Helikopter membawa delapan orang, 1 pilot, 1 kopilot, dan 6 penumpang, yang hingga kini masih dalam pencarian.
Titik kumpul helikopter SAR direncanakan dipindahkan dari Banjarmasin ke Batulicin demi efisiensi, dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan bakar.
Ditjen Hubud juga mengirim Principle Operation Inspector (POI) dan Principle Airworthiness Inspector (PAI) ke kantor pusat Eastindo untuk membantu koordinasi SAR sekaligus memeriksa dokumen operasi dan data kru.
“Kami sangat prihatin atas peristiwa ini dan berkomitmen penuh mendukung operasi SAR sampai seluruh korban ditemukan,” tegas Lukman. (Z-10)