Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan sinergi lintas lembaga menjadi kunci bagi PLN dalam menjaga kinerja tetap solid di tengah tekanan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global.
"Berkat kolaborasi ini, kami berhasil membukukan kinerja yang solid. Ini juga jadi bukti keberhasilan Pemerintah dalam menjaga kestabilan ekonomi terlihat dari naiknya konsumsi listrik pelanggan," ucapnya melalui keterangan resmi, Rabu (6/8).
PLN mencatat penjualan listrik sebesar 155,62 Terawatt hour (TWh) sepanjang Semester I 2025. Penjualan ini tumbuh 4,36 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibanding periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 149,11 TWh.
Dengan perolehan konsumsi listrik tersebut, PLN mencetak pendapatan sebesar Rp 281,89 triliun per Juni 2025. Angka tersebut naik 7,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 262,06 triliun.
Perseroan mencatat sektor rumah tangga menjadi kontributor utama penjualan listrik, dengan konsumsi mencapai 67,14 TWh pada Semester I 2025. Jumlah ini tumbuh 5,13 persen (yoy) atau meningkat 3,27 TWh dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan menyumbang 43,14 persen dari total penjualan listrik nasional.
Sementara itu, konsumsi listrik di sektor industri tumbuh sebesar 2,66 persen secara tahunan, dengan volume mencapai 1.165 Gigawatt hour (GWh). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan listrik dari pelanggan industri menengah, khususnya di sektor makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, serta industri karet dan plastik.
Darmawan menekankan, transformasi menyeluruh sejak 2020 telah memperkuat daya saing PLN, tidak hanya menciptakan efisiensi sistemik, tetapi juga mengubah pola kerja PLN dari pendekatan birokratis menjadi lebih berorientasi pasar dan pelanggan.
"Pendekatan yang lebih business-like ini memungkinkan PLN beradaptasi terhadap dinamika eksternal, sekaligus memastikan pasokan energi yang andal, kompetitif, dan mendukung keberlanjutan ekonomi nasional,” pungkas Darmawan.