Home > Kolom Tuesday, 12 Aug 2025, 12:30 WIB
Keberadaan PLC dan perangkat otomatisasi lain akan membentuk arsitektur kontrol maritim yang tangguh, adaptif, dan siap menghadapi badai digital di samudera global.

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Di tengah akselerasi digitalisasi maritim, Programmable Logic Controllers (PLCs) semakin memantapkan perannya sebagai otak pengendali di kapal dan pelabuhan. Dari mengatur sistem propulsi hibrida hingga mengoptimalkan logistik di terminal bongkar muat, PLC kini menjadi komponen kunci yang menghubungkan efisiensi operasional, keselamatan, dan keberlanjutan.
Penggunaan PLC menjadi pilar utama dalam transformasi menuju kapal pintar dan pelabuhan otonom. Dengan standar internasional IEC 61131-3 yang mengatur bahasa pemrogramannya, PLC memadukan otomasi, keamanan, dan keberlanjutan untuk menciptakan ekosistem maritim yang lebih efisien dan ramah lingkungan, seperti dibahas dalam artikel berikut berjudul Cybersecurity at Sea: A Literature Review of Cyber-Attack Impacts and Defenses in Maritime Supply Chains.
Selain itu, artikel berjudul Analysis of Evolving Technologies and Impact of Smart Shipping on the Future Workforce in the Maritime Industry mencoba untuk memaparkan penerapan PLC di sektor maritim mencakup berbagai aspek, mulai dari desain logika kontrol, pengujian ketat, hingga instalasi. Kompatibilitas menjadi kunci, di mana PLC harus dapat berinteraksi dengan sistem elektronik maritim lainnya seperti Modbus dan Profibus. Selain itu, faktor keamanan siber menjadi prioritas, dengan implementasi segmentasi jaringan, kontrol akses ketat, dan pembaruan firmware berkala, sesuai dengan panduan IMO dan standar IEC 61508.
Riset akademik menunjukkan bahwa PLC mempercepat transisi ke kapal pintar (smart ships) dan pelabuhan rendah emisi. Di pelabuhan, PLC mengatur pemanfaatan energi terbarukan, mengotomatiskan proses bongkar muat, dan mengintegrasikan infrastruktur shore power untuk mengurangi emisi dari kapal yang bersandar. Pada kapal listrik-hibrida, kontrol berbasis PLC mampu meminimalkan fluktuasi daya dan memperpanjang umur baterai, mendukung target dekarbonisasi industri.
Seperti diungkapkan dalam berbagai laporan riset dan standar klasifikasi kapal, keberadaan PLC bukan sekadar soal mengotomatisasi sakelar dan sensor. Keberadaan PLC dan perangkat otomatisasi lain akan membentuk arsitektur kontrol maritim yang tangguh, adaptif, dan siap menghadapi badai digital di samudera global.
Dengan kemampuannya yang beragam, PLC diproyeksikan menjadi teknologi vital dalam pengembangan kapal otonom generasi berikutnya. Namun, keberhasilan implementasinya sangat bergantung pada sinergi antara desain teknis yang solid, kepatuhan terhadap regulasi, dan adopsi teknologi pintar yang konsisten di seluruh industri maritim.