PT Pertamina Patra Niaga menegaskan kesiapan perseroan untuk memasarkan dan menyalurkan avtur ramah lingkungan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF). Bahan bakar rendah emisi ini diharapkan menjadi solusi bagi sektor penerbangan nasional sekaligus memperkuat komitmen transisi energi di Indonesia.
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Mochamad Iriawan mengatakan minyak jelantah yang sebelumnya dianggap limbah kini berhasil diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan.
“Ini adalah karya luar biasa anak bangsa yang membuktikan bahwa kita mampu membuat terobosan besar. Kita mampu menjadi pelopor di Asia Tenggara,” kata Iriawan melalui keterangan tertulis, Selasa (12/8).
Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza menuturkan bahwa dimulainya produksi SAF dalam negeri merupakan langkah penting untuk mendukung target dekarbonisasi global serta komitmen nasional menuju Net Zero Emission 2060.
“Keberhasilan ini menjadi bukti kemampuan teknologi Pertamina yang kompetitif di tingkat global, dengan persentase minyak nabati dan minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) tertinggi dibandingkan teknologi serupa di dunia,” jelas Oki.
Oki menambahkan, keberhasilan tersebut melibatkan ekosistem luas, mulai dari pengumpulan UCO oleh Pertamina Patra Niaga, pengolahan di Kilang Pertamina Internasional, pendistribusian oleh Pertamina Patra Niaga, hingga penggunaannya oleh maskapai nasional seperti Pelita Air Service. Penggunaan ini ke depannya akan diperluas ke ekosistem penerbangan nasional.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra, mengatakan perusahaan siap memasarkan dan menyalurkan SAF. Ia juga menjelaskan SAF telah mengantongi sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) untuk skema Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU).
Mars Ega menuturkan penetrasi pasar telah dimulai melalui penggunaan oleh Pelita Air, sementara ketersediaan produk telah disiapkan oleh Kilang Pertamina Int. Ia menegaskan komitmen untuk menjalankan program ini berdasarkan konsep Triple Bottom Line yaitu People, Planet, Profit, dengan melibatkan masyarakat sebagai pemasok utama bahan baku UCO.
“Bahan baku utama SAF, yaitu UCO berasal dari masyarakat. Karena itu, kami akan mengajak masyarakat berkontribusi mengumpulkan UCO untuk diolah menjadi SAF dan dapat dirasakan kebermanfaatan program ini secara luas untuk masyarakat," ujarnya.
Ke depan, Pertamina Patra Niaga akan bekerja sama dengan Pertamina Group untuk memperluas partisipasi masyarakat dalam ekosistem SAF di seluruh Indonesia. Langkah ini menjadikan Pertamina Patra Niaga sebagai pemasar dan pengelola SAF pertama di Asia Tenggara yang mengantongi sertifikasi ISCC CORSIA, sekaligus memperkokoh posisi Indonesia dalam transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.