Pengendara terjebak kemacetan saat melintas di area proyek pembangunan kolam retensi di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Selasa (5/3/2024). Kemacetan tersebut terjadi saat jam sibuk imbas dari pembangunan proyek kolam retensi yang memakan sebagian badan jalan. Adapun menurut Dinas SDA DKI Jakarta, proyek tersebut ditargetkan rampung pada bulan Februari 2024 ini. Meski demikian, hingga hari Selasa (5/3/2024) kawasan tersebut masih tampak sejumlah alat berat serta pagar pembatas area proyek.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meminta agar Pemerintah Pusat turut mencari solusi guna mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, yang salah satunya disebabkan pembangunan proyek strategis nasional. Salah satu solusi yang diambil DKI Jakarta adalah memangkas sementara trotoar untuk memperlebar jalan.
"Kemarin, Pak Gubernur baru saja berkirim surat, memohon kepada pemerintah pusat, terutama kementerian yang terkait agar dicari solusinya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Dia memaparkan Pemerintah Pusat memiliki dua proyek di jalan tersebut, sementara Pemprov DKI mempunyai tiga proyek sehingga menyebabkan terjadinya kemacetan.
"Kami punya tiga proyek di situ, pusat punya dua proyek, menjadi lima proyek di satu titik. Memang terjadi kemacetan," kata Rano.
Lebih lanjut, dia mengatakan berbagai upaya saat ini telah dilakukan guna mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang, salah satunya alih fungsi trotoar menjadi jalan. Alih fungsi itu hanya diterapkan di tujuh titik dan bersifat sementara untuk memperluas jalan.
"Kami korbankan trotoar dulu. Bukan semua trotoar, hanya sekitar beberapa meter untuk manuver (pergerakan kendaraan). Tetapi setelah dievaluasi, enggak bisa melakukan pengerjaan trotoar, karena trotoar itu terlalu pendek. Artinya, kolaborasi harus terjadi," tegas Rano.
Sementara itu, upaya lain yang disiapkan Pemprov DKI untuk mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang, yakni mengevaluasi proyek galian, seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Perumda Paljaya.
Kemudian, memanfaatkan area yang masih tersedia sebagai halte atau parkir sementara sehingga kendaraan umum tidak menumpuk di pinggir jalan saat menaikkan dan menurunkan penumpang.
Selain itu, bekerja sama dengan Google dan platform navigasi lain untuk menampilkan informasi terkini mengenai proyek yang berlangsung, sekaligus memberikan rute alternatif bagi pengguna jalan.
sumber : Antara