Lampung Geh, Bandar Lampung – Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali melaksanakan misi dagang dan investasi ke Provinsi Lampung, yang digelar di Swiss-Belhotel Bandar Lampung, pada Kamis (7/8).
Kegiatan ini mencatat nilai transaksi antar pelaku usaha dari kedua daerah sebesar Rp679,4 miliar.
Dalam misi dagang tersebut, pelaku usaha Jawa Timur mencatat nilai penjualan produk sebesar Rp567 miliar, sementara pembelian produk asal Lampung mencapai Rp151 miliar.
Komoditas yang diperjualbelikan meliputi kopi, rokok, rajungan, gula merah tebu, anak ayam petelur, ternak sapi, liquid brown sugar, jahe, dan arang batok kelapa.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyatakan, kerja sama ekonomi antar daerah harus diarahkan untuk memperkuat sektor industri berbasis potensi lokal.
“Kami melihat Jawa Timur sebagai role model dalam pengolahan hasil pertanian. Selama ini Lampung lebih banyak mengekspor bahan mentah seperti jagung, kopi, cokelat, dan lada ke luar negeri. Jika pelaku industri dari Jawa Timur mau membangun industri pengolahan di Lampung, kami siap membuka pintu selebar-lebarnya,” ujar Gubernur Mirza.
Gubernur Mirza menyebut, misi dagang bukan hanya ajang jual beli, tetapi juga sarana memperkuat sinergi antar wilayah dalam sektor ekonomi, pendidikan, kebudayaan, hingga transfer teknologi.
“Kami berharap kerja sama seperti ini dapat terus berlanjut. Ini bukan sekadar transaksi, tapi juga bentuk penguatan konektivitas dan kolaborasi antardaerah,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan, konektivitas antara Sumatera dan Jawa harus dimanfaatkan untuk memperkuat rantai pasok nasional.
“Lampung adalah pintu gerbang Sumatera, sementara Jawa Timur menjadi pusat distribusi Indonesia Timur. Ini peluang besar untuk kolaborasi strategis dua daerah,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, misi dagang ini juga disertai dengan program investasi timbal balik antar daerah.
“Setiap misi dagang yang kami lakukan selalu diiringi dengan program investasi timbal balik. Nilai transaksi sebesar Rp679,4 miliar ini mencerminkan potensi besar kerja sama kedua daerah,” kata Khofifah.
> “Setiap misi dagang yang kami lakukan selalu diiringi dengan program investasi timbal balik. Misalnya, pabrik gula merah yang saat ini beroperasi di Kediri akan segera membuka cabang di Lampung dan ditargetkan bisa beroperasi penuh pada tahun 2026,” kata Khofifah.
Salah satu rencana investasi yang disampaikan Khofifah adalah ekspansi pabrik gula merah asal Kediri ke Lampung.
“Misalnya, pabrik...