Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, menegaskan penguatan ekonomi umat harus menjadi fondasi dalam membangun ketahanan pangan dan energi nasional. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, menegaskan penguatan ekonomi umat harus menjadi fondasi dalam membangun ketahanan pangan dan energi nasional, khususnya di tengah dinamika global yang penuh tantangan.
“Tujuan utama dari sidang ini ada dua. Pertama, menggerakkan potensi ekonomi umat untuk kesejahteraan bangsa melalui sistem yang melibatkan seluruh kekuatan umat, mulai dari pesantren hingga lembaga pendidikan,” ujar Amirsyah di Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan saat membuka Sidang Tahunan Ekonomi MUI, sebagai bagian dari agenda strategis mendorong kemandirian dan keberlanjutan ekonomi umat. Ia menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai kunci utama dalam membangun sistem ekonomi umat yang kuat dan berdaya saing.
“SDM yang kompeten adalah fondasi. Kompetensi itu meliputi dua aspek, yaitu soft skill seperti keuletan, tanggung jawab, dan kesabaran dalam berwirausaha, serta light skill yang berkaitan dengan keterampilan hidup sehari-hari,” katanya.
Menurutnya, penguatan kedua aspek tersebut akan memperkuat peran umat dalam menciptakan ketahanan pangan dan energi yang mandiri. Amirsyah memandang bangsa Indonesia membutuhkan para penggerak ekonomi umat yang berkelanjutan. Hal ini penting untuk menciptakan kemerdekaan bangsa, terutama dalam konteks pangan dan energi yang saat ini menjadi persoalan global.
Ia juga menyoroti potensi besar yang dimiliki Indonesia, baik dari segi sumber daya alam seperti tambang dan hasil laut, maupun dari kekuatan demografi umat Islam yang mendominasi jumlah penduduk. “Kalau 87 hingga 90 persen umat Islam di Indonesia memiliki ekonomi yang kuat, maka bisa dikatakan lebih dari separuh persoalan ekonomi nasional telah tertangani,” ujarnya.
Melalui sidang tahunan ini, kata Amirsyah, MUI tidak hanya melakukan evaluasi tahunan, tetapi juga menggerakkan kekuatan umat agar ekonomi berbasis nilai-nilai keislaman dapat menjadi landasan utama bagi pembangunan nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan.
sumber : Antara