Menteri ESDM Tegaskan Indonesia tak Pernah Impor Gas Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan hingga saat ini Indonesia belum pernah mengimpor LNG atau gas bumi. Ia juga menyatakan Indonesia masih mampu memenuhi kebutuhan LNG domestik sekaligus menjalankan komitmen ekspor.

“Sampai dengan hari ini, belum pernah kita impor gas (LNG). Kami masih mampu mengelola antara komitmen Indonesia dengan luar negeri dan konsumsi dalam negeri,” ujar Bahlil dalam konferensi pers capaian kinerja semester I 2025 Kementerian ESDM di Jakarta, Senin (11/8/2025) lalu.

Penahanan ekspor LNG yang dilakukan pemerintah, kata dia, merupakan implementasi perintah Presiden Prabowo Subianto agar LNG dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk seluruh kebutuhan di dalam negeri. Apabila ketersediaan LNG berlebih, barulah Indonesia akan mengekspor.

“Akan tetapi, kami harus menghargai kontrak KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama), kontrak-kontrak yang sudah dilakukan sebelum proses produksi berjalan. Ini kami harus hargai,” kata Bahlil.

Ia menegaskan, jika Indonesia tidak menghargai komitmen tersebut, akan ada konsekuensi merugikan berupa persepsi negatif global terhadap Indonesia. “Sampai saat ini, kita masih gas-rem. Kami gas-rem (ekspor LNG),” ujarnya.

Bahlil menjelaskan pemanfaatan gas bumi hingga semester I 2025. Indonesia mengekspor 1.721 BBTUD atau setara 31 persen dari total 5.598 BBTUD gas bumi yang dikelola. Sementara itu, 69 persen atau 3.877 BBTUD gas bumi dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik. Dari jumlah tersebut, hilirisasi menyerap 2.110 BBTUD (38 persen) dan kebutuhan domestik lain sebesar 1.767 BBTUD (31 persen).

Kebutuhan domestik lain terdiri atas bahan bakar gas (BBG), jaringan gas (jargas), peningkatan produksi migas, ketenagalistrikan, LNG, dan LPG.

sumber : Antara