
Pemerintah Kota Los Angeles memberlakukan jam malam di pusat kota mulai Selasa (10/6) pukul 20.00 hingga 06.00 pagi menyusul kerusuhan yang dipicu penangkapan imigran oleh otoritas federal.
Wali Kota Karen Bass menyatakan langkah itu sebagai upaya menahan penjarahan dan vandalisme yang terjadi sejak akhir pekan.
“Saya telah menetapkan keadaan darurat lokal dan memberlakukan jam malam untuk menghentikan kerusakan yang terus meluas,” kata Bass dalam konferensi pers, lapor AFP.
Pembatasan ini berlaku di area seluas 2,5 kilometer persegi, hanya memperbolehkan warga setempat, jurnalis, dan layanan darurat untuk keluar malam.

Ketegangan bermula dari aksi protes terhadap kebijakan penangkapan imigran di kota yang dihuni banyak warga kelahiran luar negeri dan komunitas Latino.
Demonstrasi yang awalnya damai berubah ricuh setelah malam. Massa yang lebih kecil membakar fasilitas, merusak toko, dan mencoret tembok dengan grafiti.
Polisi melaporkan 23 bisnis dijarah pada Senin malam (9/6) dan lebih dari 500 orang ditangkap dalam beberapa hari terakhir.
“Saya pikir mereka memberlakukan jam malam demi keselamatan. Tapi yang memicu kekerasan bukan bagian dari protes damai,” ungkap seorang pengunjuk rasa kepada AFP.

Presiden Donald Trump menanggapi peristiwa ini dengan retorika keras.
Dalam pidatonya, ia menyebut kerusuhan sebagai “invasi musuh asing” dan menegaskan, “Anarki ini tidak akan bertahan. Kami akan bebaskan Los Angeles dan menjadikannya aman kembali.”
Trump mengeklaim Kepala Kepolisian Los Angeles, Jim McDonnell, telah meminta bantuan federal.
Namun, pernyataan McDonnell sehari sebelumnya menyatakan pengerahan Marinir justru menimbulkan risiko kebingungan dan pihak berwenang LA telah memiliki pengalaman panjang menangani kerumunan besar.
Meski demikian, Trump langsung mengerahkan 4.000 Garda Nasional dan 700 Marinir aktif ke Los Angeles.
Militer menyebut pasukan itu ditugaskan menjaga fasilitas federal dan mendampingi petugas imigrasi. Pentagon memperkirakan biaya operasi ini mencapai USD 134 juta.
Langkah militerisasi Trump mendapat kecaman dari Gubernur California Gavin Newsom.

Dalam gugatan ke pengadilan federal, Newsom menyebut pengerahan tentara sebagai “tindakan seorang tiran, bukan presiden,” dan meminta pembatasan ketat atas peran militer di kota sipil.
Sidang gugatan dijadwalkan pada Kamis (13/6) oleh Hakim Distrik Charles Breyer.
Newsom menuding Trump dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth melanggar Konstitusi AS dengan menggunakan tentara aktif sebagai alat penegak hukum domestik.
Sementara itu, sebagian warga Los Angeles mencoba melanjutkan kehidupan normal.
Sekolah tetap buka, turis masih mengunjungi Hollywood Boulevard, dan lalu lintas pagi kembali padat.