Ketua para kelompok suporter PSIM Jogja dan Persib Bandung bertemu di Mapolresta Yogyakarta pada Rabu (27/8) untuk membahas kericuhan yang sempat terjadi antara kedua suporter di Jogja pada Minggu (24/8) kemarin.
Pertemuan yang berlangsung lebih dari dua jam itu menghasilkan kesepakatan damai. Kedua belah pihak menegaskan persoalan telah selesai dan mengimbau anggotanya untuk tidak terprovokasi isu liar di media sosial.
Presiden Brajamusti, Burhan Tole, menyatakan seluruh elemen suporter sudah satu suara untuk meredam ketegangan.
“Hari ini kami sepakat, Brajamusti, The Maident, Bobotoh, Viking, Ultras, tidak ada masalah lagi. Kami akan edukasi adik-adik bahwa kejadian kemarin tidak boleh diulangi karena bisa mengganggu izin pertandingan berikutnya dan merusak citra Jogja sebagai kota wisata,” ujarnya setelah pertemuan di Mapolresta Yogya, Rabu (27/8).
Senada, Ketua Viking Persib Club (VPC), Tobias Ginanjar, menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam menyikapi informasi di media sosial. Menurutnya, kericuhan yang terjadi kemarin disebabkan oleh adanya informasi yang simpang siur yang menyebar sangat cepat lewat media sosial.
Selain itu, ia juga menyinggung adanya pihak di luar PSIM dan Persib yang turut menjadi provokator sehingga membuat situasi jadi lebih panas.
“Kami tidak ingin ada masalah berlarut dengan suporter PSIM. Ini pelajaran agar lebih bijak menyikapi isu. Pihak luar yang memanas-manasi harus ditutup ruangnya,” katanya.
Tobias juga menyampaikan terima kasih kepada suporter PSIM yang membantu evakuasi bobotoh saat kericuhan terjadi, meski harus terkena lemparan batu.
“Kebaikan ini harus dibalas dengan kebaikan juga,” ujarnya.
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Eva Guna Pandia, mengapresiasi sikap damai para ketua suporter. Ia menegaskan akar persoalan hanyalah insiden kecil di jalan yang sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
“Saya harap para ketua menegaskan kepada anggotanya bahwa masalah ini jangan berkembang. Permasalahan sudah selesai,” ujar Eva.