Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan pentingnya membangun ruang ekspresi bagi anak-anak untuk mendorong minat literasi sejak dini.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri rangkaian kegiatan Lomba Literasi Hari Anak Jakarta Membaca (HANJABA) di Pusat Dokumen Sastra HB Jassin di TIM, Jalan Raya Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
“Lomba HANJABA ini terus terang saya memberikan support, dukungan sepenuhnya, karena bagi pemerintah Jakarta terutama bagi saya pribadi sebagai gubernur, anak-anak ini ibaratnya adalah seperti buku,” jelas Pramono.
“Buku itu bergantung bagaimana kita menulisnya dan bagaimana kita membacanya. Masa depan anak-anak sangat bergantung pada pendidikan yang diberikan oleh pemerintah, oleh orang tua, dan oleh lingkungan yang ada. Buku ini menjadi baik atau tidak baik tergantung kita yang mengisi,” lanjutnya.
Saat ini, data menunjukkan minat literasi anak Indonesia masih rendah walau sudah ada peningkatan. Laporan UNESCO mencatat minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%, artinya satu dari seribu orang yang benar-benar gemar membaca secara aktif.
Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 juga mencatat hanya 17,21% anak yang rutin dibacakan dongeng, sementara anak yang membaca bersama orang tua lebih sedikit lagi, yaitu 11,12%. Padahal, kedua kegiatan ini sangat bagus untuk menambah literasi anak usia dini.
BPS juga menunjukkan sebanyak 8,99% anak usia dini membaca untuk mendapatkan informasi. Sementara itu, 68,01% memilih menonton televisi dan 3,41% mendengarkan siaran radio.
Dari persentase yang memilih membaca, persentase anak yang membaca lebih tinggi di wilayah perkotaan sebesar 9,74% dan pedesaan 8,04%.
Di sisi lain, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Nasional Tahun 2024 mencatat skor 73,52 dengan kategori sedang, meningkat dari tahun sebelumnya. Tingkat Gemar Membaca (TGM) juga naik menjadi 72,44 masuk dalam kategori sedang dan melampaui target 71,3 serta capaian tahun lalu sebesar 66,7.
Pramono menilai kegiatan literasi publik yang berkesinambungan penting untuk melatih anak di luar ruang kelas.
“Maka saya terus terang, betul-betul mengharapkan kegiatan seperti ini harus terus-menerus dan berkesinambungan. Karena bagaimana pun ruang publik yang seperti ini, ini melatih anak-anak Jakarta,” ucapnya.
Ia menambahkan, lomba literasi memberi kesempatan anak untuk menumbuhkan kreativitas.
“Bagi saya anak-anak yang hadir di tempat ini adalah salah satu anak-anak yang mendapatkan keberuntungan. Bisa ikut lomba, baca puisi, tadi yang bahasa Inggris. Menulis, bisa bahasa Inggris, mewarnai, menggambar, menulis cerita dan sebagainya. Inilah yang kemudian yang harus kita jaga dan kita lanjutkan,” kata Pramono.
Pramono juga menyiapkan apresiasi khusus bagi pemenang lomba. Ia akan mengajak mereka berkunjung ke Balai Kota.