Sebanyak 135 orang remaja diamankan polisi di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, pada Kamis (28/8) siang, karena dicurigai hendak mengikuti demo yang digelar buruh di Gedung DPR/MPR.
Dari pantauan, terlihat remaja itu dikumpulkan di gerbang masuk menuju ke kereta. Remaja itu terlihat menggunakan pakaian dominan hitam. Di sana, mereka digeledah kemudian didata identitasnya oleh polisi.
Salah seorang remaja asal Tanjung Priok, Jimmi (19), mengaku hendak berangkat ke Rangkasbitung untuk bermain dengan temannya. Dia tak berniat menuju ke Gedung DPR/MPR untuk mengikuti demo.
"Lagi transit. Nah, katanya saya mencurigakan disuruh naik, terus sampe sini saya dipaksa ke sini. Didata, disuruh duduk aja di sini tungguin," kata dia.
Namun, Jimmi mengaku mengetahui informasi soal adanya demo di Gedung DPR/MPR dari media sosial. Dia pun berharap segera dibebaskan oleh polisi karena memang tak punya niat mengikuti demo dan tak membawa benda-benda berbahaya.
"Gak akan ikut demo. Tau (ada demo), tau dari Instagram viral," ujar dia.
Pemuda lainnya asal Bekasi, Satrio (20), mengaku hendak menuju ke Bekasi untuk bertemu orang tuanya. Dia ke sana dengan maksud hendak bekerja dan tak ada niatan mengikuti demo.
"Lagi transit terus saya salah keluar ngambil di jalur ini, harusnya Tanah Abang. Langsung dibawa sama polisi. Kata polisinya langsung ditangkap aja. HP diperiksa. Digeledah juga barang," kata dia.
Dari informasi yang dihimpun, sudah ada ratusan remaja yang diamankan di Stasiun Palmerah. Di antara ratusan remaja yang telah diamankan, didapati ada yang masih berusia 14 tahun.
Mereka berasal dari berbagai wilayah seperti Depok, Bekasi, hingga Tangerang. Di antara mereka juga didapati ada yang membawa odol hingga petasan.
"Ada petasan, odol," kata salah seorang polisi yang melakukan pendataan.
Saat ini ratusan remaja tersebut akan dibawa ke Polda Metro Jaya untuk didata dan dipanggil orang tuanya.