Ketika Bung Hatta 'Diomeli' Istri

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesudah pengakuan kedaulatan (Belanda menyebutnya: penyerahan kekuasaan) pada Desember 1949, Indonesia memasuki babak baru dalam sejarahnya. Republik ini mulai menata diri agar dapat mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain.

Salah satu tantangan terbesar ialah pertumbuhan ekonomi. Terlebih lagi, masih ada "sisa-sisa kolonial" yang menyebar di perekonomian nasional pada saat itu.

Di tengah masyarakat, "uang merah" masih beredar dan bahkan berlaku secara de facto. Ini berbeda dengan rupiah yang diakui negara.

“Uang merah” dikeluarkan oleh NICA, yakni entitas bentukan Belanda yang pada periode 1945-1949 lalu hendak menjajah lagi RI pasca-Proklamasi 17 Agustus 1945.

Untuk mengatasi persoalan ini dan sekaligus membuat gebrakan ekonomi, menteri keuangan RI saat itu, Mr Syafruddin Prawiranegara (ejaan lama: Sjafruddin Prawiranegara) membuat keputusan penting. Kebijakan demikian akhirnya populer dengan sebutan "Gunting Sjafruddin."

Kebijakan yang mulai berlaku sejak pukul 20.00 WIB malam tanggal 10 Maret 1950 itu menyasar peredaran dua hal, yakni “uang merah” dan uang yang dikeluarkan De Javasche Bank (cikal bakal Bank Indonesia) di tengah masyarakat. Harapannya, ORI menjadi satu-satunya jenis uang yang beredar.

Menurut aturan “Gunting Syafruddin”, “uang merah” dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp 5 ke atas harus digunting menjadi dua.

Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula hingga tanggal 9 Agustus 1950 pukul 18.00 WIB. Kemudian, dalam periode 22 Maret-16 April 1950, bagian kiri tersebut wajib ditukarkan dengan uang kertas baru di bank dan tempat-tempat yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah RI. Apabila lewat dari periode tersebut, maka bagian kiri itu tidak berlaku lagi.

Adapun guntingan kanan dinyatakan tidak berlaku, tetapi masih dapat ditukar dengan obligasi negara sebesar setengah dari nilai semula. Obligasi itu akan dibayar oleh pemerintah RI 40 tahun kemudian dengan bunga sebesar tiga persen per tahun.

“Gunting Sjafruddin” juga berlaku bagi simpanan di bank. Pecahan Rp 2,50 ke bawah tidak mengalami pengguntingan. Demikian pula halnya dengan uang (oeang) Republik Indonesia (ORI).

“Gunting Syafruddin” merupakan kebijakan yang cukup kontroversial, bahkan untuk pejabat teras atas.

Sebagai perdana menteri RI saat itu, Mohammad Hatta, menunjukkan teladan integritas yang tinggi. Selaku "bosnya" menteri keuangan, Bung Hatta pasti sangat mengetahui kebijakan “Gunting Syafruddin”, bahkan sejak masih tahap perencanaan. Toh ia pasti memafhumi imbas kebijakan itu: merosotnya nilai uang.

Read Entire Article