Program SMA Double Track yang dijalankan Dinas Pendidikan Jatim dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menghasilkan dampak positif. Progres ini bisa dilihat pada masing-masing sekolah penyelenggara.
Delapan sekolah di wilayah Pasuruan-Probolinggo misalnya. Pendapatan atau transaksi penjualan yang didapat dari produk hasil SMA Double Track melebihi target yang ditetapkan. Dari target transaksi Rp207.248.000, mereka berhasil unggul di angka Rp216.166.500.
Tidak hanya itu, program ini berhasil berdampak pada kemandirian alumni di sekolah masing-masing. SMAN 1 Gondangwetan misalnya, terdapat 470 alumni yang sudah bekerja maupun berwirausaha, dengan rincian 230 alumni bekerja dan 165 membuka usaha.
Begitu pun, SMAN 1 Sukapura. Sekolah yang berlokasi di Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo ini berhasil mencetak 300 alumni mandiri. Dari 300 orang tersebut, 210 di antaranya sudah bekerja dan 60 lainnya berwirausaha.
"Ini tentu menjadi bukti bahwa program bentukan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bersama ITS berdampak pada menurunnya angka pengangguran di Jawa Timur, khususnya lulusan SMA," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai, Rabu (27/8).
Aries melanjutkan, perkembangan program double track di berbagai wilayah cukup signifikan.
"Alhamdulillah di berbagai wilayah kita sudah melihat hasilnya cukup signifikan yang berdampak pada lingkungan pendidikan dan kesejahteraan guru serta murid yang mendukung program Double Track ini," terang Aries.
Melihat progres ini, Aries berharap usaha yang dilakukan tidak berhenti di sini. Sebab banyak yang harus dilakukan untuk terus meningkatkan perkembangan program ini, terutama bagi sekolah-sekolah terpencil di Jawa Timur.
"Masih panjang waktu kita untuk mengembangkan program di berbagai sekolah, terutama di wilayah terpencil yang kita harapkan sama, yang belum mendapatkan program Double Track ini," tuturnya.
SMA Double Track adalah program di SMA yang menggabungkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) reguler dengan pembekalan keterampilan secara berdampingan, bertujuan membekali siswa dengan keahlian untuk siap bekerja atau berwirausaha setelah lulus, bahkan jika tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.