Keluarga Zetro Leonardo Purba (40), pegawai Kemlu yang tewas ditembak orang tak dikenal di Lima, Peru, telah dipindahkan ke tempat yang aman. Hal ini disampaikan jubir Kemlu Vahd Nabyl A. Mulachela.
"Kemudian dapat kami sampaikan juga bahwa KBRI Lima memberi perhatian yang tinggi terhadap keluarga korban, termasuk dengan memindahkan tempat tinggal mereka ke lokasi yang lebih aman serta dengan mendapatkan pengawasan dan penjagaan oleh pihak keamanan setempat," kata Nabyl dalam keterangannya, Kamis (4/9).
Nabyl juga mengatakan pihak kepolisian Peru sedang mengumpulkan barang bukti, termasuk mengamankan rekaman kamera pengawas di sekitar lokasi penembakan.
"Pihak kepolisian tengah melakukan berbagai upaya termasuk dengan mengumpulkan bukti-bukti dan mengamankan rekaman kamera pengawas dari lokasi kejadian dan juga berkoordinasi dengan pihak kejaksaan setempat," ungkapnya.
KBRI Lima, lanjut Nabyl, telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian Peru untuk mengawal proses investigasi agar mendapatkan motif dari peristiwa penembakan itu.
"Selain itu KBRI lima juga telah menyampaikan nota diplomatik kepada Kemlu Peru untuk meminta agar proses penanganan kasus ini mendapatkan atensi yang besar," kata dia.
Berdasarkan laporan televisi lokal, Panamarica Television, Zetro sedang bersepeda bersama istrinya. Ia kemudian dicegat oleh orang tak dikenal di dekat apartemennya di distrik Lince, Lima, Peru.
Begitu dicegat, orang tak dikenal itu melepaskan tiga kali tembakan. Tembakan paling fatal mengenai kepala Zetro.
Usai penembakan, Zetro dilarikan ke Klinik Javier Prado dan dinyatakan tewas di sana.
Kepolisian Peru mengkonfirmasi bahwa korban penembakan merupakan diplomat yang bekerja di KBRI Lima, Peru. Berdasarkan keterangan yang diterima kepolisian setempat, Zetro baru lima bulan tinggal di Peru.