Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana asing yang keluar dari pasar modal Indonesia hingga September 2025 mencapai Rp 50,95 triliun. Meski demikian, OJK menilai sentimen investor global terhadap prospek ekonomi nasional masih terjaga positif.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyebut masuknya kembali aliran modal asing pada Agustus 2025 menjadi indikator penting.
Pada bulan Agustus sendiri, investor asing mencatatkan inflow sebesar Rp 10,96 triliun setelah dua bulan sebelumnya pasar modal justru dibayangi tren jual bersih (net sell).
“Meskipun secara year to date tercatat nett sales sebesar Rp 50,95 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan global pada prospek ekonomi Indonesia yang semakin baik,” ujarnya dalam konferensi pers RDKB OJK, Kamis (4/9).
Menurut Inarno, perubahan arah ini menegaskan daya tarik Indonesia di tengah ketidakpastian pasar global. Selain itu, kinerja industri pengelolaan investasi juga menunjukkan pertumbuhan. Asset under management (AUM) pada Agustus 2025 tercatat mencapai Rp 885,95 triliun atau naik 3,42 persen secara bulanan dan meningkat 5,80 persen sejak awal tahun.
“Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) selama bulan Agustus, terdapat 23 efek baru dan terdapat 7 penerbit baru, sehingga total penerbit efek SCF saat ini berjumlah 541 penerbit,” jelas Inarno.
Dari sisi penghimpunan dana, nilai penawaran umum di pasar modal hingga Agustus mencapai Rp 167,92 triliun. Angka ini naik Rp 18 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Selama periode tersebut juga terdapat 16 emiten baru yang melantai di bursa dengan total nilai fundraising Rp 8,49 triliun.