CEO Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa pengelolaan sampah menjadi energi atau waste to energy (WTE) akan menjadi prioritas dalam 33 proyek strategis yang dicanangkan Danantara.
“Itu yang 33 (proyek) itu yang waste to energy kan. Nah PP-nya sudah rampung,” ucap Rosan saat ditemui usai Raker bersama Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (4/9).
Ia menyebut sejumlah daerah sudah siap menjalankan proyek tersebut, di antaranya Jakarta, Bandung, Bali, Semarang, Surabaya, Makassar, serta daerah lain, dengan mekanisme tender yang dilakukan secara terbuka dan transparan.
“Daerah-daerah lain yang prioritas yang sudah bisa jalan kita akan melakukan tender, proses secara terbuka dan transparan,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengungkapkan telah menandatangani dokumen Keputusan Presiden (Keppres) yang mengatur pengelolaan sampah.
Ia menyebut Keppres tersebut merupakan tindak lanjut dari janjinya kepada Presiden Prabowo untuk menangani persoalan sampah, dan Danantara akan menjadi salah satu mitra utama dalam pelaksanaannya. Ketertarikan investor asing pun mulai terlihat, dengan perusahaan-perusahaan dari Jepang, Singapura, Korea Selatan, China, hingga Eropa disebut berminat menanamkan modal di proyek WTE.
Untuk mendukung pembiayaan, Danantara menyiapkan instrumen Patriot Bond dengan target dana sekitar Rp 50 triliun, di mana salah satunya akan digunakan untuk proyek pengelolaan sampah menjadi energi.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, menjelaskan bahwa Patriot Bond merupakan instrumen strategis yang sudah lazim digunakan di berbagai negara, termasuk Jepang dan Amerika Serikat (AS), guna memperkuat kemandirian pembiayaan nasional.
“Melalui obligasi ini, negara memperoleh sumber pendanaan jangka menengah-panjang yang stabil, sementara pelaku usaha memiliki akses pada instrumen investasi yang aman dan bermanfaat bagi perekonomian nasional,” kata Pandu dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (4/9).