Jumlah investor saham di Indonesia menunjukkan kenaikan. Hingga akhir Juni 2025, jumlah investor saham di pasar modal mencapai 7,1 juta investor, naik dibandingkan akhir tahun lalu 6,3 juta investor.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dari jumlah investor tersebut sebanyak 80 persen di antaranya didominasi investor muda, berusia di bawah 40 tahun.
PT Stockbit Sekuritas Digital (Stockbit), aplikasi investasi di Indonesia, menilai tren kenaikan jumlah investor ritel tersebut merupakan sinyal baik bagi pasar saham. Head of PR & Corporate Communication Stockbit, William, menyebut sebanyak lebih dari 35 juta transaksi jual-beli saham dilakukan di Stockbit sejak Januari hingga awal Juli 2025.
“Secara year-to-date, dari 95 perusahaan sekuritas yang beroperasi di Indonesia, Stockbit menduduki peringkat pertama dari segi frekuensi transaksi. Dari segi volume transaksi, Stockbit secara konsisten menjadi top three sekuritas di Indonesia," ujar William dalam keterangannya, Senin (4/8).
Menurut dia, ada sejumlah upaya yang didorong Stockbit untuk mendorong investor ritel di Tanah Air. Mulai dari mudah digunakan investor pemula, tidak ada minimum deposit dan fee transaksinya sebesar 0,15 persen untuk fee beli dan 0,25 persen untuk fee jual.
Willian melanjutkan, Stockbit juga terus melakukan peningkatan fitur-fitur keamanan agar investor nyaman dan tenang dalam berinvestasi, seperti smart login hingga notifikasi apabila terjadi sign-in secara ilegal.
“Dengan kemudahan pembukaan rekening dan platform trading yang user-friendly, Stockbit kian menjadi aplikasi favorit bagi masyarakat yang ingin mulai berinvestasi,” tutup William.
Berdasarkan data OJK, pada akhir bulan Juli 2025, nilai kapitalisasi pasar masih bertahan tinggi dan tercatat di angka Rp 13.492 triliun.
Tidak hanya dari sisi kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi saham juga menunjukkan peningkatan yang signifikan sepanjang Juli. Hal ini menjadi indikator bahwa pasar tetap aktif meski investor asing mencatatkan aksi jual.
"Rata-rata nilai transaksi saham pada Juli 2025 mencapai Rp 13,42 triliun (ytd), naik dari akhir Juni 2025 dengan nilai Rp 13,29 triliun dan sudah lebih baik dari rata-rata nilai transaksi 2024 senilai Rp 12,85 triliun," jelas Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Pasar Modal, Inarno Djajadi, dalam konferensi pers, Senin (4/8).
Sementara itu, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menunjukkan tren positif. Per 31 Juli 2025, IHSG berada di level 7.484 setelah menguat sebesar 5,71 persen sepanjang bulan tersebut. Inarno menyebut bahwa seluruh sektor perdagangan turut membukukan kinerja yang positif.