Istana merespons demo besar yang terjadi di Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8). Masyarakat dalam demo ini menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya.
Aksi demo itu berujung ricuh. Berdasarkan data Dinkes Pati, 57 orang dilaporkan luka-luka. Sedangkan korban tewas tidak ada.
Mensesneg Prasetyo Hadi mengatakan, pemerintah pusat sejak kasus ini mencuat sudah menaruh perhatian besar. Mereka langsung berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk Sudewo.
"Yang pertama tentu kami dari pemerintah pusat, terutama saya sendiri memang sejak munculnya dinamika di Kabupaten Pati. Kami terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dan hari ini juga kita memonitor bahwa ada kegiatan unjuk rasa di Pati berkenaan dengan permasalahan kebijakan yang diambil oleh Bupati Pati," kata Prasetyo kepada wartawan di Istana, Rabu (13/8).
Istana meminta seluruh pihak termasuk masyarakat Pati untuk menahan diri. Istana terus berkoordinasi dengan Sudewo hingga Gubernur Jateng Ahmad Luthfi.
"Nah tentu yang pertama-tama kami selaku pemerintah pusat menaruh perhatian dan memohon kepada semua pihak untuk juga menahan diri," ucap Prasetyo.
"Bapak Bupati juga secara personal kami juga berkomunikasi. Kemudian saya juga memonitor terus berkomunikasi dengan Bapak Gubernur Jawa Tengah, semoga juga segera bisa kita cari jalan keluar terbaik," tambah dia.
Lebih jauh, Prasetyo mengatakan Istana menghormati rakyat yang melakukan demo di kantor Bupati Pati. Termasuk soal DPRD pati yang mengajukan hak angket pemakzulan.
"Kita juga menghormati semua proses unjuk rasa yang dilakukan oleh masyarakat Pati, kemudian juga kami tadi memonitor bahwa DPRD Kabupaten Pati juga menggunakan haknya, yaitu semua proses yang kita hormati," ucap Prasetyo.
"Pemerintah pusat akan terus memonitor dan berkoordinasi dengan semua pihak," tutur dia.