Kasus spam dan scam sering terjadi di sekitar kita. Indonesia menjadi negara kedua terbanyak menerima telepon spam di dunia. Perusahaan penyedia proteksi panggilan spam dari AS, Hiya, mengungkapkan sebanyak 56,5% panggilan yang diterima di Indonesia adalah spam, hanya terpaut tipis dari Chile yang mendapatkan angka 57%, menurut laporan mereka bertajuk Global Call Threat Report kuartal ketiga 2023.
Spam didefinisikan sebagai panggilan yang tidak diinginkan, termasuk upaya penipuan dan gangguan. Studi dari Hiya, mencatat bahwa secara global, seperempat dari seluruh panggilan tak dikenal tersebut tergolong spam.
Sedangkan scam, menurut laporan Asia Scam Report 2024 dari Global Anti-Scam Alliance (GASA), tercatat ada 65% masyarakat Indonesia menerima upaya penipuan setiap minggunya. Scam ini berupa teks phishing, tawaran kerja palsu, hingga skema penipuan investasi.
"Kira-kira sebab utamanya, penegakan hukumnya lemah, kebocoran data, lalu ada dibuat untuk rekening bodong, sehingga orang mudah menguangkan hasil kejahatannya. Lalu terakhir, ada lagi dengan hanya bermodal kartu prabayar yang mudah dipakai, lalu dibuang, itu mempermudah scammer," kata Alfons Tanujaya, Pakar Keamanan Siber dan Forensik Digital dari Vaksincom, kepada kumparan.
Dengan maraknya kasus spam dan scam yang terjadi, peran dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, industri, hingga masyarakat, sangat dibutuhkan untuk mengatasi dan mencari cara guna menghindari kasus-kasus spam dan scam ini.
Menurut Alfons, pemerintah juga bisa memberikan fasilitas komunikasi bagi penegak hukum untuk mengidentifikasi para pelaku. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak menjadi korban spam dan scam.
Begitu pun untuk masyarakat Indonesia, Alfons menyarankan warga tidak mudah percaya janji-janji mendapatkan uang dengan mudah, seperti hanya klik dan like. Ia mengatakan hal ini hanya pancingan yang diberikan oleh pelaku untuk menipu korban.
"Jangan pernah percayai itu. Lalu, masyarakat bisa menggunakan mempertahankan diri dengan menjaga aset digitalnya. Masyarakat bisa pakai aplikasi untuk mengidentifikasi spammer dan scammer," ujar Alfons.
Sejumlah pihak sebenarnya telah berusaha menjawab tantangan menangkal spam dan scam untuk warga Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Digital, menilai bahwa penanganan telepon spam ini perlu dilakukan dengan cara menata ulang sistem registrasi kartu SIM secara menyeluruh, termasuk SIM konvensional dan embedded Subscriber Identity Module (eSIM).