Jakarta, CNBC Indonesia - Banjir bandang dahsyat yang dipicu oleh hujan ekstrem menerjang kota Dharali di negara bagian Uttarakhand, wilayah pegunungan Himalaya di India. Bencana ini menewaskan sedikitnya empat orang dan membuat sekitar 100 lainnya dilaporkan hilang.
Derasnya aliran lumpur yang meluncur dari lereng gunung menghancurkan lembah pegunungan dan menyapu bangunan-bangunan pemukiman di kawasan wisata tersebut.
Rekaman video yang ditayangkan media lokal memperlihatkan momen menegangkan saat gelombang lumpur dan puing menyapu gedung-gedung apartemen. Beberapa warga terlihat berusaha berlari menyelamatkan diri sebelum akhirnya terseret gelombang lumpur yang menghitam.
"Itu situasi yang sangat serius. Kami telah menerima informasi tentang empat korban jiwa dan sekitar 100 orang hilang. Kami berdoa untuk keselamatan mereka," kata Menteri Pertahanan India, Sanjay Seth, kepada kantor berita Press Trust of India, sebagaimana dikutip The Guardian.
Kepala Menteri Negara Bagian Uttarakhand, Pushkar Singh Dhami, menyatakan bahwa tim penyelamat telah dikerahkan "dengan skala darurat seperti perang" untuk menyisir area yang terdampak.
Seorang pejabat senior setempat, Prashant Arya, membenarkan bahwa empat orang telah ditemukan tewas. Namun, ia juga mengingatkan bahwa angka tersebut kemungkinan besar akan bertambah seiring pencarian berlanjut.
Militer India mengumumkan bahwa sebanyak 150 tentara telah mencapai kota tersebut dan berhasil menyelamatkan sekitar 20 orang yang selamat dari terjangan lumpur dingin. "Longsoran lumpur besar menghantam Dharali, memicu aliran puing dan air yang tiba-tiba menerjang permukiman," ujar pernyataan resmi militer India.
Foto-foto dari lokasi kejadian yang dirilis oleh pihak militer menunjukkan hamparan lumpur yang melingkupi sebagian besar wilayah kota. Lumpur tebal terlihat mencapai atap rumah-rumah warga, menyisakan pemandangan yang memilukan.
"Upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung, dengan seluruh sumber daya yang tersedia dikerahkan untuk menemukan dan mengevakuasi warga yang kemungkinan masih terjebak," kata juru bicara militer, Suneel Bartwal.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyampaikan belasungkawa kepada para korban. "Tidak ada satu batu pun yang dibiarkan tak terguling dalam upaya memberikan bantuan," kata Modi dalam pernyataan resminya.
Kepala Menteri Dhami menjelaskan bahwa bencana ini dipicu oleh fenomena cloudburst, yaitu hujan deras ekstrem dalam waktu sangat singkat. Ia menyebut kerusakan akibat banjir ini sebagai "sangat menyedihkan dan memilukan."
Badan Meteorologi India (India Meteorological Department/IMD) telah mengeluarkan peringatan red alert untuk wilayah tersebut, setelah mencatat curah hujan "sangat ekstrem" yang mencapai sekitar 21 cm hanya dalam waktu singkat di beberapa bagian Uttarakhand.
Banjir dan tanah longsor mematikan bukan hal baru selama musim hujan di India yang berlangsung dari Juni hingga September. Namun, para pakar memperingatkan bahwa krisis iklim dan laju urbanisasi telah meningkatkan frekuensi serta intensitas bencana alam ini.
Organisasi Meteorologi Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (WMO) tahun lalu menyatakan bahwa banjir dan kekeringan yang semakin ekstrem adalah "sinyal darurat" dari krisis iklim yang terus berkembang. WMO memperingatkan bahwa siklus air di bumi akan semakin tak terduga akibat perubahan iklim yang tidak terkendali.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Banjir Bandang Menghantam Saat Warga Tidur, 100 Orang Lebih Tewas