Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), erupsi pada Jumat (1/8) malam. Erupsi gunung itu berdampak bagi kehidupan sekitar, seperti penutupan sekolah hingga kolom abu yang mencapai 10 km.
Berikut kumparan rangkum fakta-fakta dari erupsi gunung itu.
Muntahkan Abu Setinggi 10 Km
Menurut informasi dari laman Kementerian ESDM, erupsi tersebut terjadi pada pukul 20.48 WITA.
"Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 10.000 meter di atas puncak (kurang lebih 11.584 meter di atas permukaan laut)," demikian keterangan di laman tersebut.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut," sambungnya.
Atas adanya erupsi tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak beraktifitas di sekitar lokasi gunung. Berikut rekomendasi lengkapnya:
Akumulasi Gas yang Terperangkap Picu Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Erupsi itu membawa material letusan tersebar ke segala arah dengan lontaran sejauh 3-4 km dari kawah.
Pengamat gunung api Lewotobi Laki-laki, Herman, mengatakan letusan ini dipicu oleh akumulasi gas yang terperangkap selama dua minggu terakhir.
"Informasi peringatan telah disampaikan kepada masyarakat di sekitar gunung api sebelum erupsi terjadi," ujarnya, Jumat (1/8).
Berdasarkan pemantauan, aktivitas gempa vulkanik meningkat signifikan dan terdeteksi pergerakan magma menuju permukaan.
Berdasarkan analisis visual dan instrumental tersebut, aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih tinggi, sehingga tingkat aktivitas Gunung api Lewotobi Laki-laki masih ditetapkan pada Level IV (Awas).
Dampak Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki, Sekolah di Sikka Ditutup
Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka menerapkan kebijakan belajar di rumah bagi murid setingkat PAUD, TK, SD, dan SMP yang terdampak abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki,Nusa Tenggara Timur.
Kebijakan tersebut mulai berlaku pada Sabtu (2/8).
Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor: PKO. 05/SE/VIII/2025 yang dikeluarkan Dinas PKO Kabupaten Sikka. Kepala Dinas PKO Kabupaten Sikka, Germanus Goleng, mengatakan kebijakan itu diterapkan karena hujan abu masih terus terjadi dan bau belerang begitu menyengat sehingga dikhawatirkan mengganggu kesehatan murid.