Kementerian Perindustrian mencatat ekspor kopi olahan Indonesia terus meningkat, pada tahun 2024 nilainya sudah mencapai USD 661 juta dengan volume sebanyak 196,8 ribu ton.
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, mengatakan nilai ekspor pada tahun lalu tersebut juga mencatat peningkatan sebesar 4,39 persen jika dibandingkan nilai ekspor pada 2023.
Adapun lima negara tujuan ekspor utama produk kopi olahan Indonesia adalah Filipina, Malaysia, Uni Emirate Arab (UAE), Thailand dan Rusia.
Selain itu, Faisol mengatakan bahwa pada ajang Specialty Coffee Expo 2025 lalu, kopi specialty dari Indonesia juga memiliki potensi transaksi yang cukup besar.
“Pada pameran bergengsi Specialty Coffee Expo 2025 di Amerika Serikat, kopi specialty dari berbagai daerah di Nusantara mencatatkan potensi transaksi USD 30 juta,” ujar Faisol dalam pembukaan Specialty Indonesia di Kantor Kemenperin, Jakarta Selatan, Senin (4/8).
Faisol turut menyinggung soal beberapa jenis kopi Indonesia yang sudah mendapat sertifikasi. Sampai saat ini, tercatat ada 54 jenis kopi Indonesia yang sudah memiliki sertifikasi Indikasi Geografis (IG).
Terkait pemeringkatan, Ia juga menuturkan berdasarkan Laporan Economics of Coffee 2024, Indonesia menempati peringkat ke‑4 produsen kopi dunia dengan kontribusi produksi sekitar 6,8 persen.
Peringkat Indonesia saat ini masih ada di bawah Brasil yang ada pada peringkat pertama, Vietnam pada peringkat kedua dan Kolombia pada peringkat ketiga.
Dari segi jenis produksi, saat ini Indonesia menghasilkan 27 persen kopi arabika dan 73 persen kopi robusta. Dari total produksi, 65 persen produksi kopi indonesia diserap oleh industri nasional. Sementara untuk konsumsi kopi Indonesia, saat ini tercatat mencapai 1,2 kg per kapita per tahun.