Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, membeberkan kunci angka kebakaran hutan dan lahan terus mengalami penurunan.
Dwikorita mengatakan, karhutla turun karena menggunakan bantuan sains dan teknologi. Salah satunya melalui Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
“Jadi strateginya, prinsipnya adalah berbasis sains dan teknologi. Sehingga seperti pengalaman tahun 2023, saat terjadi El Nino moderat, itu dapat kita antisipasi enam bulan sebelum diprediksi El Nino itu terjadi,” ujar Dwikorita di Gedung MHEWS BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (12/8).
Menurutnya, dalam waktu enam bulan tersebut, BMKG bersama BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman sudah menyiapkan antisipasi.
“Selain modifikasi atau Operasi Modifikasi Cuaca, tujuannya untuk mumpung masih musim hujan, hujannya diarahkan meresap masuk ke lahan-lahan yang rawan terbakar. Misalnya lahan gambut, tujuannya untuk menaikkan muka air tanah selama enam bulan,” katanya.
BMKG menambahkan, saat musim kemarau tiba, khususnya saat El Nino, kondisi muka air tanah yang sudah dekat permukaan membuat lahan tidak begitu kering. Modifikasi cuaca juga diarahkan untuk mengisi waduk-waduk.
“Kemudian juga untuk mengisi waduk-waduk, dan juga ada beberapa langkah lain dengan Kementerian/Lembaga terkait. Sehingga terima kasih atas koordinasi dari Menteri Kehutanan kita dapat melakukan langkah-langkah antisipasi, jadi dasar Operasi Modifikasi Cuaca yang kami lakukan adalah berdasarkan prediksi,” ucapnya.
BMKG menjelaskan, prediksi tersebut terus diperbarui untuk memetakan titik-titik rawan kebakaran.
“Setiap 10 hari diprediksi, akhirnya setiap sepekan sudah terdeteksi titik-titik mana yang akan mudah terbakar. Di situlah yang akan dimodifikasi cuaca dan dijaga dengan patroli di darat,” ujarnya.
Sementara Kepala BNPB Suharyanto mengatakan, pihaknya saat ini mengerahkan 5 pesawat untuk OMC di 6 provinsi prioritas.
Enam provinsi prioritas tersebut yaitu Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
“BNPB sampai sekarang, mengarahkan lima pesawat untuk Operasi Modifikasi Cuaca di enam provinsi prioritas tadi. Ini digeser-geser bisa, kalau yang satu titik besar bisa dua pesawat masuk ke situ. Tapi di tempat lain juga tetap disiagakan satu pesawat,” kata Suharyanto.
BNPB menegaskan, ketika kondisi awan tidak memungkinkan untuk OMC, pemadaman dilakukan dengan satuan petugas (satgas) darat.
“Kemudian apabila awan hujannya tidak ada, tidak mungkin dipadamkan dengan Operasi Modifikasi Cuaca, maka dipadamkan oleh satgas darat dan operasi Read Entire Article